2017, 15 Desember
Share berita:

Tergerusnya ekspor minyak sawit asal Indonesia bukanlah tanpa sebab. Berdasarkan catatan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) bahwa Sepanjang Oktober 2017, behwa melemahnya ekspor minyak sawit asal Indonesia dikarenakan imbas dari menurunnya ekspor minyak sawit Indonesia ke India dan Pakistan.

“Jadi bulan Oktober ini, total volume ekspor minyak sawit Indonesia (tidak termasuk biodiesel dan oleochemical) hanya mampu mencapai 2,60 juta ton. Angka ini turun sekitar 5,6% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara itu stok minyak sawit Indonesia sampai pada akhir Oktober tercatat meningkat sebesar 16% dibandingkan bulan sebelumnya atau dari 2,92 juta ton di September membengkak menjadi 3,38 juta ton di Oktober 2017,” papar Sekretaris Jenderal GAPKI, Togar Sitanggang, dalam siaran pers yang dikirimkan ke perkebunannews.

Namnu, Togar mengakui meningkatnya stok minyak sawit di dalam negeri karena produksi yang meningkat dan turunnya kinerja ekspor. Seperti di bulan Oktober ini produksi minyak sawit Indonesia (CPO dan PKO) membukukan peningkatan sebesar 3% dibandingkan dengan September lalu, atau dari 4,03 juta ton meningkat menjadi 4,16 juta ton.

Pada Oktober ini, beberapa negara tujuan utama ekspor Indonesia mencatatkan kenaikan permintaan minyak sawit dari Indonesia seperti China membukukan kenaikan 14% atau dari 370,47 ribu ton di September terkerek menjadi 423,74 ribu ton, diikuti Negara – negara Uni Eropa (naik 18%), Amerika Serikat (naik 11%) dan Bangladesh (naik 22%).

“Tapi, Pakistan membukukan penurunan permintaan minyak sawit dari Indonesia cukup signifikan yaitu 32% atau dari 211,52 ribu ton di September terkikis menjadi 144,26 ribu ton di Oktober,” ucap Togar.

Disisi lain, Togar menjabarkan, penurunan permintaan dari Pakistan dikarenakan mulai aktifnya crushing plant di negara tersebut memicu impor kedelai dan kanola yang tinggi selain itu juga harga menjadi faktor kuat bagi Pakistan dalam menentukan volume pembelian minyak sawit. India juga mengekori Pakistan dengan membukukan penurunan permintaan sebesar 16% atau dari 650,75 ribu ton di September turun menjadi 544,17 ribu ton di Oktober.

Baca Juga:  Indonesia dan Malaysia Teken MoU Pembelian Palm Sludge Oil

Penurunan permintaan dari India karena harga yang tinggi dan bea masuk India yang tinggi. Selain itu India juga sedang giat mengisi stok kedelai di dalam negerinya. “Sehingga jika dilihat dari sisi harga, sepanjang Oktober harga minyak sawit global bergerak di kisaran US$ 700 – US$ 735 per metrik ton dengan harga rata-rata US$ 719,4 per metrik ton,” tutur Togar.

Sehingga, lanjut Togar, harga rata-rata ini turun tipis dibandingkan harga rata-rata September yaitu US$ 724.9 per metrik ton. Alhasil di sektor biodiesel, serapan biodiesel di dalam negeri pada Oktober menurun 4% atau dari 225 ribu ton di September turun menjadi 216 ribu ton di Oktober. “Meski begitu serapan biodiesel di dalam negeri masih konsisten tiap bulannya meskipun ada fluktuas,” pungkas Togar. YIN