2021, 18 Januari
Share berita:

Medan, Mediaperkebunan.id

Dampak pandemi Covid-19 di tahun 2020 menyebabkan kinerja ekspor karet Sumatera Utara menurun sebesar 7,3% dibandingkan tahun 2019. Edy Irwansyah, Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut menyatakan hal ini.

Selain pandemi Covid-19 sebagai faktor utama penyebab penurunan volume eskpor, juga sedikit dipengaruhi oleh penundaan pengapalan (delay shipment) yang terjadi pada Nopember-Desember 2020. Penundaan ini dilakukan pihak buyer karena harus menyesuaikan ketersediaan kontainer dari shipping company.

Volume ekspor Desember 2020 mengalami peningkatan 5,86% menjadi 33.021 ton dibandingkan bulan sebelumya. Sedangkan volume ekspor pada tahun 2020 mengalami penurunan 7,6% menjadi 380.005 ton dibandingkan tahun 2019. Penjualan lokal tahun 2020 juga menurun, penurunan sebesar 6% menjadi 47.928 ton Untuk total penjualan ekspor dan lokal tahun 2020 mengalami penurunan 7,3% menjadi 427.933 ton dibandingkan tahun sebelumnya.

Lima negara tujuan utama ekspor karet Sumatera Utara adalah Jepang (21,8%), USA (15,7%), China (12,5%), India (7,5%), dan Brazil (7,1%) Rataan harga karet TSR20 tahun 2020 mengalami penurunan 6,3% menjadi 131,7 sen AS dibandingkan tahun sebelumnya. Pada perdagangan 14 Januari, harga TSR20 untuk kontrak Pebruari tercatat 156 sen AS. Penurunan harga pada tahun 2020 utamanya juga diakibatkan pandemi Covid-19

Pada akhir Desember 2020 mulai terlihat ada sedikit kebun karet mengalami gugur daun. Pertengahan Januari 2021, pada kabupaten tertentu kondisi gugur daun sudah melebihi 50% .Diperkirakan puncak gugur daun akan terjadi akhir Pebruari sampai awal Maret.

Sepanjang Januari-Maret diperkirakan produksi kebun berkurang 45%. Gugur daun yang terjadi ini adalah gugur daun alami atau gugur daun primer yang merupakan proses alami, secara fisiologi tanaman mengantisipasi ketersediaan air pada musim kemarau.

Baca Juga:  PETANI TEBU LEBIH SUKA VARIETAS BL DAN CENNING

Saat ini, pabrik pengolahan karet di Sumatera Utara sudah mengalami kesulitan bahan baku. Kekurangan pasokan ini diatasi dengan pembelian dari provinsi lain, konsekuensinya harga beli semakin tinggi. Bila pasokan dari provinsi lain tidak mencukupi, dampaknya volume ekspor akan mengalami penurunan.