2019, 10 Mei
Share berita:

JAKARTA, Perkebunannews.com – PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) optimis kinerja kelapa sawit akan kembali normal di tengah harga sawit yang masih menghadapi tekanan saat ini. Karena itu perseroan akan meningkatkan kapasitas Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dan membangun Bio CNG-Plant.

Direktur Utama PT DNSG Andrianto Oetomo mengatakan, persoan akan meningkatkan PKS menjadi 570 ton per jam dari kapasitas tahun 2018 sebesar 510 ton per jam. Peningkatan itu berasal dari selesainya satu PKS baru berkapasitas 30 ton per jam dan perluasan kapasitas salah satu PKS lainnya sebesar 30 ton per jam.

Pada tahun ini Perseroan juga membangun Bio CNG-Plant yang mengolah limbah cair PKS menjadi compressed bio-methane gas dengan kapasitas 280 m3 per jam dan tenaga listrik berkapasitas 1,2 megawatt, yang ground breakingnya sudah dilakukan pada akhir tahun 2018.

“Pembangunan Bio-CNG Plant ini sebagai bagian dari kebijakan sustainability Perseroan, yang nantinya akan digunakan untuk menggantikan bahan bakar solar di PKS dan perumahan karyawan di sekitar kebun,” kata Andrianto dalam Public Expose di Jakarta, Kamis (9/5).

Andrianto mengatakan, produksi TBS DNSG pada kuarta I 2019 sebesar 512 ribu ton atau naik 73 persen dibandingkan kuartal I 2018 sebanyak 296 ribu ton. Sedangkan produksi CPO pada kuartal I 2019 sebesar 129 ribu ton, naik 61 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan tersebut disebabkan oleh membaiknya produktivitas kebun sejak beberapa bulan terakhir yang telah kembali seperti produktivitas dua tahun lalu. “Selain itu, adanya tambahan produksi CPO dari perusahaan yang diakuisisi Perseroan pada akhir 2018 lalu,” ujar Andrianto.

Andriato memaparkan, volume penjualan CPO juga naik dua kali lipat menjadi 166 ribu ton dibandingkan sebesar 82 ribu ton pada kuartal I tahun lalu, seiring kenaikan produksi ditambah dengan penjualan sisa inventory yang sempat tertahan tahun lalu akibat kongesti logistik kapal pengangkut CPO.

Baca Juga:  Petani, Industri dan Jokowi Menolak FCTC

Kenaikan tersebut ikut mendongkrak nilai penjualan Perseroan pada kuartal I tahun ini mencapai Rp 1,37 triliun, naik 42 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meskipun harga rata-rata CPO Perseroan turun sebesar 20 persen dari Rp 7,7 juta per ton menjadi Rp 6,1 juta per ton. Dari total penjualan tersebut, segmen usaha kelapa sawit memberikan kontribusi sebesar 82 persen.(YR)