2022, 4 Oktober
Share berita:

Jakarta, Mediaperkebunan.id

Arah dan strategi Ditjen Perkebunan adalah produk hasil perkebunan nasional bernilai tambah dan berdaya saing sesuai kepentingan penguatan ekonomi nasional. Demikian paparan Ditjenbun pada Seminar Nasional Peran Standarisasi dan Produktivitas Hasil Komoditas Perkebunan Dalam Meningkatkan Nilai Ekspor Nasional yang diselenggarakan KADIN yang disampaikan oleh Warsita.

Programnya adalah benih tanaman perkebunan berkualitas dan berkelanjutan, efisiensi budidaya tanaman perkebunan, perlindungan tanaman perkebunan dari organisme penganggu tanaman/dampak perubahan iklim secara optimal; pemenuhan kebutuhan pangan asal perkebunan semakin meningkat; peningkatan mutu, keamanan serta pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan; ekspor perkebunan meningkat.

Kebijakan perkebunan berbasis penelitian dan reformasi birokrasi Ditjenbun. PDB Perkebunan pada Q2/2021 adalah 109.866 sedang Q2/2022 naik 0,27% jadi 110.160. Nilai Tukat Petani Tanaman Perkebunan Rakyat bulan Juli 2022 114,03 turun 6,63% dibanding Juni 2022 122,13.

Januari-Juli 2021 ekspor pertanian mencapai Rp329,41 triliun dengan kontribusi perkebunan Rp310,94 triliun atau 94,39%. Sedang Januari-Juli 2022 data sementara ekspor pertanian Rp350,92 triliun kontribusi perkebunan Rp331,85 triliun atau 94,56%. Ekspor perkebunan naik 6,72 %, sedang ekspor pertanian naik 6,53%.

Ekspor perkebunan dari sawit 73%, karet 10%, kelapa 5%, kakao 3%, lainnya 6%. Saat ini kopi Brasil sedang mengalami masalah/kerusakan sehingga Indonesia berpotensi masuk ke pasar yang sebelumnya diisi negara ini.

Produksi perkebunan tahun 2021 karet 3.121.542 ton karet kering, pertumbuhan 2017 – 2022 0,34%; kelapa sawit 46.854.457 ton CPO , pertumbuhan 5,06% ; kelapa 2.853.515 ton kopra pertumbuhan 0,04%; kopi 774.689 ton kopi berasan, pertumbuhan 2,03%; kakao produksi 706.636 ton biji kering, pertumbuhan 5,08%; jambu mete 170.462 ton gelondong kering, pertumbuhan 4,79%,; lada 89.276 ton lada kering, pertumbuhan0,42%; cengkeh 137.642 ton bunga kering, pertumbuhan 6,28%; teh145.138 ton daun kering, pertumbuhan 0,2%, sagu 378.557 ton tepung sagu, pertumbuhan -2,32%; tebu 2.418.589 ton gula kristal putih , pertumbuhan2,21%; tembakau 263.007 ton daun kering , pertumbuhan 8,89%; pala 39.577 ton biji kering, pertumbuhan 5%; kayu manis 56.960 ton kulit kering, pertumbuhan -3,33%; nilam 1.760 ton minyak atsiri pertumbuhan 4,5%; panili 1.456 ton polong kering pertumbuhan -0.19%.

Baca Juga:  BRIGADE KARLABUN, OPERASIONAL KTPA DAN DEMPLOT PLTB, UPAYA CEGAH KEBAKARAN LAHAN DAN KEBUN

Target produksi kelapa sawit tahun 2022 52,87 juta ton CPO realisasi sampai Agustus 2022 31,99 juta ton (60,5%); karet target 3,37 juta ton realisasi Agustus 2,26 juta ton (66,85%); kelapa target 2,79 juta ton realisasi 1,68 juta ton (60,2%); kopi target 790.000 ton realisasi 710.000 ton (89,11%); kakao target 770.000 ton realisasi 420.000 ton (55%); tebu target 34,99 juta ton realisasi 22,11 juta ton (63,18%); jambu mete target 140.000 ton realisasi 70.000 ton (45%); lada target 90.000 ton realisasi 80.000 ton (89,66%); pala target 40.000 ton realisasi 30.000 ton (69,57%); cengkeh target 140.000 ton realisasi 120.000 ton (82,24%).

Produktivitas komoditas perkebunan rata-rata belum mencapai optimal sehingga masih ada ruang untuk ditingkatkan. Kopi produktivitas 823 kg/ha/tahun atau 63% dari potensi 1.300 kg, kakao 728 kg (29% dari potensi 2.500 kg), kelapa 1.118 kg (32% dari potensi 3.500 kg), karet 1.028 kg (62% dari potensi 1.670 kg), jambu mete 550 kg (69% dari potens 800 kg), sagu 3.020 kg (87% dari potensi 3.454 kg), teh 1.506 kg (76% dari potensi 1.194 kg), lada 750 kg (92% dari potensi 813 kg), pala 449 kg (87% dari potensi 457 kg), tebu 5.053 kg (66% dari potensi 7.650 kg), vanili 359 kg (89% dari potensi 359 kg).