Jakarta, mediaperkebunan.id – Berbagai langkah terus dilakukan pemerintah untuk terus meningkatkan produksi, termasuk pada komoditas perkebunan. Komoditas perkebunan perlu lebih ditingkatkan mengingat komotitas bukan hanya telah terbukti merubah ekonomi petani tapi juga sebagai komoditas ekspor.
Terbukti, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa dari ekspor pertanian Januari-Desember 2021 sebesar Rp 451,77 triliun naik 15,79 persen dibanding 2019. Dari angka tersebut sebesar 94 persennya disumbangkan oleh sektor perkebunan.
Sehingga dalam hal ini Kementerian Pertanian melakui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan siap mengedukasi pekebun untuk menghadapi perubahan iklim.
“Kita siap dalam menghadapi perubahan iklim agar peroduksi perkebunan tetap terus meningkat,” kata Direktur Perlindungan Perkebunan, Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, Baginda Siagian kepada Media Perkebunan.
Menurut Baginda, ada beberapa program yang sudah berjalan untuk menghadapi masuknya musim kemarau.
Seperti diketahui di Indonesia musim kemarau masuk pada bulan April – Oktober. Artinya pekebun sudah harus siap sebelum masuknya musim kemarau agar produsi tetap terjaga atau bahkan terus meningkat.
“Jadi dalam menghadapi musim kemarau, kita sudah mempunyai embung-embung untuk menghadapi kurangnya curah hujan di musim kemarau. Tujuannya agar lahan tetap terjaga meski musim kemarau,” jelas Baginda.
Tidak hanya itu, lanjut Baginda, dalam mengahdapi musim kemarau, Ditjen Perkebunan melalui Direktorat Perlindungan Perkebunan juga sudah berkoordinasi denganBrigade Pengendali Kebakaran Lahan Perkebunan (Karlabun) dan Kelompok Tani Penduli Api (KTPA).
Berdasarkan data tahun 2021 kemarin sudah terdapat 71 Brigade (1,051 personil) dan 142 KTPA (2,130 personil), dengan Brigade dan KTPA tersebut terbukti dapat mencegah terjadinya kebakaran lahan.
“Artnya kita siap mengamankan perkebunan dalam segala macam musim. Tujuannya agar produksi petani dapat terus meningkat sehingga ekonomi petani dapat terus meningkat lagi,” pungkas Baginda.