Jakarta, mediaperkebunan.id – Waspada boleh, tapi jangan terlalu berlebihan. Hal itulah yang seharusnya dilakukan oleh petani perkebunan termasuk petani kelapa sawit dan pabrik pengolahan termasuk pabrik kelapa sawit (PKS) dalam menghadapi virus Covid-19.
Setiyono petani kelapa sawit asal Riau berpendapat petani kelapa sawit yang bekerja di kebun rata-rata jaraknya berjauhan apalagi dikampung yang jauh dari keramaian. Meski begitu kalau mau ke kebun tetap harus mengikuti prosedur, yakni memakai masker, dan pengaman kesehatan serta menjaga stamina tubuh.
“Intinya adalah meskipun kita ke kebun tetap harus mengikuti prosedur yaitu memakai pengaman dan menjaga jarak apalagi saat ini sedang masuk masa panen. Tidak ada yang namanya bergerumul (berkumpul-red), semua meskipun bekerja tapi jaraknya jauh-jauh,” terang Setiyono yang juga Ketua Asosiasi Petani Kelapa sawit PIR (ASPEKPIR) Indonesia ketika dihubungi Media Perkebunan.
Apalagi, menurut Setiyono saat ini sedang masuk panen dan harga sedang naik. “Minggu lalu harga (tandan buah segar atau TBS) disekitar Rp1.600 per kilogram, tapi minggu ini berada di kisaran Rp1.800 per kilogram,” tutur Setiyono.
Menanggapi naiknya harga, Setiyono menuturkan, karena PKS di negara sebelah saat ini sedang tutup dan otomatis serapan terhadap CPO dalam negeri cukup tinggi dan mempengaruhi harga TBS ditingkat petani. “Jadi kita berharap petani dan PKS biarlah tetap beroperasi, tapi tetap mengikuti prosedur,” harap Setiyono.
Disisi lain, Setitono pun berharap naiknya harga TBS yang ada saat ini bisa terus naik, apalagi sebentar lagi sudah masuk bulan suci Ramadhan (puasa) dan Lebaran. “Kita berharap harga bisa terus naik hingga Lebaran nanti,” pungkas Setoyono.