2018, 27 Oktober
Share berita:

Masih banyak hal yang harus diperbaiki dalam tata kelola sawit di Indonesia. Perbaikan harus terus dilakukan untuk mengatasi berbagai tantangan, termasuk kampanye negatif. “Kalau terus dilayani kita nanti malah lupa berbenah. Saya minta dukungan alumni instiper untuk memperbaiki tata kelola sawit,” kata Dirjen Perkebunan, Bambang, pada seminar yang diselenggarakan Keluarga Alumni Instiper Jogyakarta.

Ketimpangan merupakan salah satu masalah. Pengusaha tidak salah dalam hal ini, justru harus dilindungi karena sudah investasi jangka panjang dan berisiko tinggi dalam bidang perkebunan kelapa sawit. Sebagai timbal baliknya karena sudah diberi konsesi lahan oleh negara maka harus dioptimalkan.

Saat ini perizinan sawit sepenuhnya ada di tangan gubernur/bupati, padahal kapasitas mereka sendiri untuk perkebunan masih rendah. Peran dirjen perkebunan hanya 25% saja sehingga produktivitas masih rendah. Kalau terus dibiarkan maka negara rugi karena lahan tidak digunakan optimal. Bambang minta alumni Instiper yang ada di 17 provinsi membantu peningkatterian kapasitas pemda dan mengawal perkebunan baik perusahaan maupun rakyat untuk meningkatkan produktivitas.

Priyanto PS, Ketua Pengurus Pusat KA Instiper menyatakan saat ini alumni Instiper ada 14.000 orang dan sekitar 60% bergerak di perkebunan kelapa sawit. Alumni Instiper sejak mahasiswa sudah disiapkan untuk bekerja di perkebunan kelapa sawit sehingga mereka lebih mudah diterima dan beradaptasi di lingkungan perkebunan kelapa sawit.

Perkembangan kelapa sawit yang luar biasa di Indonesia salah satu efeknya adalah instiper sekarang.Priyanto berharap pengelola Instiper terinspirasi dengan sukses mereka dalam kelapa sawit untuk menggerakkan komoditas lain.

Luluasan Instiper ke depan diharapkan dapat dibekali dengan teknologi terbaru seperti ICT dan mekanisasi tetapi yang sangat penting adalah soft skill. Saat ini masalah utama yang dihadapi pekerja perkebunan adalah masalah sosial seperti klaim lahan, pencurian tbs dan lain-lain. Hal-hal seperti ini hanya bisa diatasi bila mereka punya kemampuan soft skill.

Baca Juga:  Eropa Pasar Terbuka Bagi Rempah