Medan, mediaperkebunan.id – Meski dikenal sebagai pelopor dan sentra perkebunan kelapa sawit nasional, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) justru mampu menjadi satu dari lima besar penyumbang produksi jagung secara nasional dalam lima tahun terakhir.
“Data menunjukkan bahwa pada tahun 2023, produksi jagung nasional tercatat sebesar 14,46 juta ton,” kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumut, Khoirul Muttaqien, kepada para wartawan di Medan, Senin (24/3/2025) siang.
Khoirul Muttaqien mengatakan, kedigdayaan Sumut dalam produksi jagung tingkat nasional terungkap dalam diskusi kelompok terpumpun atau focus group discussion (DKT/FGD) yang diselenggarakan OJK Sumut di Medan beberapa hari yang lalu.
“DKT atau FGD itu bertema “Optimalisasi Peran Industri Jasa Keuangan di Sektor Tanaman Jagung dalam Rangka Peningkatan Perekonomian Sumatera Utara”, dan dihadiri sejumlah pemangku kepentingan terkait,” kata Khoirul Muttaqien.
Dirinya mendapatkan informasi kalau dari total produksi nasional, Sumut menyumbang 9,09 persen, dan menempati posisi ketiga setelah dua provinsi di pulau Jawa, yaitu Jawa Timur (Jatim), dan Jawa Tengah (Jateng). Subsektor perkebunan jagung ini, ucap Khoirul Muttaqien, memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional, baik dalam memenuhi kebutuhan domestik maupun mendukung ekspor. “Dan salah satu komoditas unggulan yang menjadi fokus dalam DKT beberapa waktu yang lalu adalah komoditas jagung yang memiliki peran strategis dalam ketahanan pangan nasional,” tambah Khoirul Muttaqien.
Kata Khoirul Muttaqien, jagung berperan penting sebagai bahan baku utama pakan ternak, dan berkontribusi terhadap ketersediaan pangan berbasis protein hewani. Karena itu tidak heran kalau peningkatan produksi dan produktivitas jagung menjadi strategi penting dalam mengurangi ketergantungan terhadap impor serta memperkuat pasokan domestik. Khoirul Muttaqien menyebutkan, OJK mencatat kalau dalam lima tahun terakhir, subsektor perkebunan jagung di Sumut menunjukkan perkembangan yang sangat positif.
Di samping itu, pihaknya pun melihat industri perkebunan jagung mendapatkan dukungan dari industri jasa keuangan (IJK) di Sumut. Ini bisa dilihat nilai kredit yang disalurkan ke subsektor perkebunan jagung ini yang meningkat secara signifikan dari Rp 276,37 miliar pada Desember 2020 menjadi Rp 814,89 miliar pada Desember 2024.
“Tren ini mencerminkan meningkatnya perhatian terhadap pengembangan pertanian jagung dalam rangka mendorong ketahanan pangan dan kemandirian petani,” tegas Kepala OJK Sumut, Khoirul Muttaqien.