2021, 25 Mei
Share berita:

Jakarta, mediaperkebunan.id – Suka tidak suka dunia digital terus berkembang dan telah masuk ke semua sektor, termasuk sektor perkebunan. Bahkan digitalisasi dapat mendorong pembangunan perkebunan secara efektif da efisien.

Atas dasar itulah Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian terus berupaya meningkatkan produktivitas, produksi, nilai tambah dan ekspor sehingga pada akhirnya turut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Sekretaris Ditjen Perkebunan Dr. Ir. Antarjo Dikin, M.Sc, Ditjen Perkebunan menegaskan bahwa komoditas perkebunan harus bisa memberikan informasi bagaimana cara berkebun yang baik atau informasi komoditas unggulan ekspor apa yang ada di sub sektor perkebunan. Harapannya dengan penyajian informasi yang menarik dapat mengundang munculnya calon eksportir baru ataupun terbukanya pasar baru bagi komoditas perkebunan.

Memang, informasi tentang komoditas perkebunan cukup banyak, sehingga dalam hal ini cara mengemas informasi tersebut menjadi menarik dan bermanfaat untuk publik. Disinilah salah satu manfaat digitalisasi.

Sehingga dengan keterbukaan informasi diharapkan dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Keterbukaan akses informasi pada badan publik, membuat arus informasi terbuka lebar bagi masyarakat, sehingga dapat membuka peluang baru yang dapat dimanfaatkan. “Sudah masanya petani gunakan informasi teknologi,” ungkap Antarjo.

Antarjo juga berharap dengan informasi teknologi petani bisa melakukan promosi hasil perkebunannya melalui daring. Jangkauan pasar akan semakin meluas dengan memanfaatkan informasi teknologi.

Disisi lain, lanjut Antarjo, promosi secara daring juga bisa mengurangi problem penyuluhan yang makin hari tenaga penyuluh semakin menurun jumlahnya. “Teknologi informasi diharapkan bisa memberikan kebutuhan informasi yang dibutuhkan petani di manapun berada,” tambah Antarjo.

Meski begitu, di bidang pertanian perkebunan literasi digital bagi petani masih rendah. Sehingga membutuhkan kolaborasi dari pemerintah sehingga petani bisa memaksimalkan digitalisasi untuk pengembangan kebunannya, baik untuk meningkatkan produktivitas ataupun untuk mencarai pasar yang baik.

Baca Juga:  Harga Lada Hitam Diprediksi Meningkat sampai 2028, Ini Faktornya

Artinya dengan digitalisasi bagi petani, pasar perkebunan dimungkinkan terbuka luas melalui platform ecommerce yang biasanya diikuti dengan metode pembayaran secara cashless. Digitalisasi perkebunan juga memnungkinkan dengan mudah memantau jumlah stok produk, serta menjadikan transaksi yang transparan sehingga petani dapat melakukan efesiensi.

“Jadi digitalisasi diperlukan dalam melakukan expansi pasar, meningkatkan daya saing komoditas perkebunan, mengikuti preferensi pasar secara cepat, serta membuat ekosistem digital dari hulu hingga ke hilir,” pungkas Antarjo. (YIN)