Jakarta, mediaperkebunan.id – Didukung oleh PT Siemens Indonesia, Direktorat Jenderal (Ditjen) Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meluncurkan proyek digitalisasi bernama sistem informasi produk sawit dan turunannya atau disebut Siprosatu, Jakarta, Jumat (13/6/2025).
“Siprosatu merupakan backbone atau tulang punggung dari pelaporan real time data neraca massa masuk–keluar bahan baku dan produk perusahaan industri kelapa sawit,” kata Putu Juli Ardika selaku Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Agro.
“Siprosatu juga sebagai alat bantu pengambilan keputusan pembinaan industri hilir sawit serta pengawasan dan pengendalian oleh regulator,” tambah putra kelahiran Pulau Bali ini, seperti dikutip mediaperkebunan.id dari laman resmi Kemenperin, Minggu (15/6/2025).
Putu Juli Ardika memastikan kalau Kemenperin terus memacu pengembangan industri manufaktur nasional melalui transformasi teknologi digital sesuai dengan insiatif peta jalan Making Indonesia 4.0.
“Tujuannya agar industri manufaktur nasional semakin produktif, inovatif dan berdaya saing global,” tutur Putu Juli Ardika lebih lanjut.
Nah, kata dia, salah satu sektor yang tengah dibidik untuk dapat memanfaatkan teknologi modern, yakni industri pengolahan sawit.
Dalam hal ini, ungkap Putu Juli Ardika, Ditjen Industri Agro Kemenperin menginisiasi program digitalisasi industri hilir kelapa sawit melalui pengembangan Siprosatu.
Dirjen Industri Agro menjelaskan, Siprosatu juga memungkinkan untuk melacak jejak produk sawit dari hulu hingga ke konsumen akhir.
“Kemudian memastikan bahwa seluruh rantai pasokan industri kelapa sawit beroperasi secara transparan,” beber Putu Juli Ardika.
Termasuk, sambungnya lagi, dalam rangka menjaga akuntabilitas penerimaan negara dari produksi, konsumsi, transportasi, serta memantau ekspor produk turunan kelapa sawit.
Dia bilang, produk yang akan dimonitor rantai pasoknya dalam Siprosatu adalah produk dari industri pengolahan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).
Selanjutnya, ucap Putu Juli Ardika, juga kilang pemurnian CPO atau refinery, kilang pemisahan atau fraksinasi (fractionation), dan modifications (RFM).
“Antara lain produk minyak goreng sawit, produk pangan berbahan sawit atau oleofood, dan bahan bakar nabati (BBN) biodiesel,” tegas Putu Juli Ardika selaku Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian.