Jakarta, mediaperkebunan.id– Salah satu masalah yang dihadapi industri sawit menurut Ebi Rulianti, Direktur Perbenihan Perkebunan, Ditjen Perkebunan adalah beredarnya benih ilegitim. Penjualan benih sawit banyak di situs-situs belanja online (marketplace), padahal 21 produsen kecambah resmi tidak ada yang memasarkan kecambahnya disitu. Pembelian kecambah sawit ada mekanismenya yaitu harus ada SP2BKS (Surat Persetujuan Penyaluran Benih Kelapa Sawit). Penjualan dimarketplace tidak ada SP2BKS.
Produksi kecambah 21 produsen resmi 200 juta butir, sedang penjualan kecambah ilegitim sampai 80 juta atau hampir 40%. Ditjenbun sudah membuat gugus tugas bersama produsen kecambah, asosiasi marketpalce dan Kemendag mentakedown kata kunci dan tautan penjualan benih ilegitim sehingga potensi kerugian sampai Rp85 miliar bisa dicegah.
Salah satu penyebabnya adalah akses petani pada produsen kecambah dan penangkar benih bermutu masih terbatas. Ditjenbun mengatasinya dengan aplikasi Babebun. Petani tinggal mencek di aplikasi mana penangkar yang sudah mendapat izin dan lulus uji kompetensi oleh Ditjenbun di wilayah mereka.
Jumlah varietas unggul sawit yang sudah dilepas sebanyak 84 varietas, dengan produsen benih ada 21. Luas kebun induk 6.941 ha, jumlah pohon induk dura 53.208 pohon, jumlah pohon induk pisifera 2.012 pohon. Potensi benih 433.413.473 butir/tahun. Potensi benih 298.476.275 kecambah/tahun.
Dalam rangka pengawasan peredaran benih kelapa sawit, pemerintah melakukan pendataan dan pemantauan melalui Surat Persetujuan Penyaluran Benih Kelapa Sawit (SP2BKS). SP2BKS merupakan salah satu bentuk perizinan berusaha untuk menunjang kegiatan usaha di subsektor perkebunan yang diberikan kepada pelaku usaha perkebunan kelapa sawit (perorangan dan badan hukum).
Hendra J Purba , Pemimpun Usaha Media Perkebunan menyatakan Media Perkebunan bekerjasama dengan Gapki Kalteng ikut berpartisipasi untuk memberantas penggunaan benih ilegitim dan membuka akses pekebun sebesar-besarnya pada sumber benih. Pada TKS (Teknis Kelapa Sawit) yang akan dilaksanakan tanggal 28-29 April mendatang di Sampit diadakan juga pameran, diantaranya diikuti oleh produsen benih sawit.
Bisa dikatakan TKS ini merupakan ajang pameran benih sawit terbesar di Kalteng. Ada 5 produsen benih yang berpartisipasi yaitu PT Tania Selatan (Wilmar Group), PT Socfin Indonesia, PT ASD-Bakrie Palm Oil Seed Indonesia; PT Sawit Bina Makmur (Sampoerna Agro) dan PT Dami Mas Sejahtera (SMART).
“Harapan kami pekebun bisa mengakses langsung pada produsen benih untuk mendapatkan benih unggul sekaligus menambah wawasan soal benih kelapa sawit dan budidayanya,” kata Hendra.
Sedang perusahaan sarana produksi adalah Pascal Biotech (pengendalian ganoderma); pentawin (alat pertanuan), Mesti Tumbuh Bersama (pupuk, pestisida), Anugrah Pupuk Makmur (Saraswanti, pupuk), Agritama Multi Sarana (alat dan mesin pertanian).