Jakarta, mediaperkebunan.id – Di tengah pandemi Covid-19 operasional industri sawit di Sumatera Barat tetap berjalan normal. Demikian penuturan Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI) Cabang Sumatera Barat (Sumbar), Bambang Wiguritno melalui konferensi pers online.
“Sejauh ini tidak ada pengaruh kepada industri kelapa sawit di Sumbar,” ujar Bambang.
Lebih lanjut, menurut Bambang, kegiatan operasional maupun produktivitas perusahaan juga tidak terganggu. Begitu juga dengan harga Tandan Buah Segar (TBS) yang masih berada di level yang baik serta tidak terpengaruh Covid-19.
Distribusi crude palm oil (CPO) pun tetap lancar dan berjalan seperti biasa. Selain karena termasuk komoditas yang strategis, kelancaran transportasi ini didukung juga oleh kelengkapan yang dipenuhi perusahaan kelapa sawit di Sumbar dalam bentuk pemilikan surat ijin operasional dan mobilitas yang diterbitkan Departemen Perindustrian.
Berdasarkan data yang dihimpun GAPKI Sumbar, saat ini total ada sekitar 494,726 hektar perkebunan kelapa sawit di Sumatra Barat. Dari jumlah tersebut, sebanyak 274, 533 hektar merupakan milik perusahaan perkebunan kelapa sawit, baik swasta maupun PTPN 6 dan 11 seluas 2,744 hektar di antaranya berasal dari 19 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang tergabung sebagai anggota Gapki Sumbar. Selain dikelola perusahaan, ada juga perkebunan yang milik masyarakat yaitu seluas 220,193 hektar.
Meskipun tidak terpengaruh Covid-19, para pengusaha kelapa sawit di Sumbar tetap waspada. Protokol operasional perkebunan kelapa sawit yang disusun dan diintruksikan dari GAPKI pusat sudah disosialisasikan dan diterapkan dengan disiplin ketat. “Penerapan protokol tersebut meliputi penggunaan masker, cuci tangan, pembatasan keluar-masuk kebun, dan penyemprotan disinfektan di beberapa wilayah,” ungkap Bambang.
Kerjasama dengan Pemerintah
Sehingga Bambang mengakui, dalam rangka mencegah dan mengurangi dampak di masyarakat, Gapki Sumbar juga terus berkoordinasi dan bekerja sama dengan Gugus Tugas Percepatan Penangangan Covid-19.
Artinya bahwa sampai sejauh ini setidaknya sudah sebanyak Rp 2.7 miliar total sumbangan Gapki Sumbar dan perusahaan-perusahaan kelapa sawit yang tergabung dalam Gapki Sumbar. “Nilainya masih bisa terus bertambah. Donasi tersebut diserahkan baik ke rumah sakit berupa alat pelindung diri (APD) dan masker maupun bantuan sembako ke masyarakat sekitar,” jelas Bambang.
Bambang berharap pemerintah terus mendukung kelancaran proses produksi dan distribusi sawit di Sumbar sehingga tetap berjalan seperti biasa di tengah masa pembatasan social berskala besar (PSBB). Karena, menurutnya, tanpa dukungan dari pemerintah produksi sawit di Sumbar tidak dapat berjalan secara optimal.
“Kerja sama ini telah berjalan dengan baik. Jauh sebelum pandemi pun, dukungan pemerintah sangat dirasakan manfaatnya,” ujar Bambang yang mencontohkan dukungan dalam bentuk ketersediaan infrastruktur, perijinan, dan lainnya.
Sehingga dalam hal ini Bambang juga berharap, dukungan tersebut dapat terus diberikan sehingga industri kelapa sawit pun semakin berkontribusi untuk ekonomi masyarakat