Di Jepang sagu bukan hanya sebagai sumber pangan karbohidrat, tapi juga sebagai makanan eksklusif.Di negara tersebut sagu dijadikan bahan makanan karena potensi karbohidratnya tapi juga karena kisah heroik di balik manfaat sagu. Bahkan kabarnya saat ini negara tersebut tengah mengembangkan tanaman asli Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Kasubdit Tanaman Kelapa dan Palma lain, Ditjen Perkebunan (Ditjenbun), Kementerian Pertanian, Unggul Ametung kepada perkebunannews, di Jakarta (18/1).
Lebih lanjut, menurut Unggul, sagu termasuk makanan yang Indeks Glikemik (IG)-nya paling rendah dibandingkan beras.
Terbukti berdasarkan penetiian Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bahwa IG adalah angka yang menunjukkan seberapa cepat karbohidrat suatu bahan diubah menjadi gula di dalam darah. Sehingga semakin tinggi IG, perubahan karbohidrat (pati) menjadi gula semakin cepat.
Artinya jika seseorang mengonsumsi nasi dari beras padi sebanyak 100 gram, maka dalam 4 jam IG-nya 80 sampai 90. Sedangkan kalau mengnsumsi sagu sebanyak 100 gram, maka dalam 4 jam IG-nya 25 sampai 30. “Sehingga memang benar jika mengonsumsi sagu lebih baik daripada mengonsumsi beras,” himbau Unggul. YIN