Jakarta, Mediaperkebunan.id
Ketua Dewan Kelapa Indonesia (DEKINDO) baru, Gamal Nasir yang terpilih dalam Munas Dekindo tanggal 2 Agustus lalu, menyatakan program pertama adalah mendengar dan merangkul semua pemangku kepentingan kelapa dan asosiasi-asosiasi yang tergabung dalam Dekindo.
“Kelapa ini punya potensi yang luar biasa untuk mengangkat perekonomian nasional dan mensejahterakan rakyat. Tidak mungkin Dekindo sendiri yang berperan. Harus bersinergi dengan semua pihak untuk mengembalikan kejayaan kelapa nasional,” kata Gamal dalam sambutannya setelah terpilih.
Ada banyak unsur yang terlibat dalam rantai pasok kelapa mulai dari petani dihulu , pedagang dan eksportir ditengah dan industri pengolahan dihilir. Kepentingan masing-masing sering berbeda sehingga sering terjadi pertentangan misalnya dalam kasus ekspor kelapa bulat.
“Dekindo sebagai organisasi yang menaungi semua organisasi kelapa akan berusaha supaya semua pihak untung dan gembira. Petani untung perusahaan pengolahan kelapa juga untung. Jangan keuntungan satu pihak merugikan pihak lain. Ini yang akan sama-sama kita bahas dan cari formulasinya dari semua anggota Dekindo,” kata Gamal lagi.
Organisasi kelapa selama ini seperti terbelah karena ada kubu-kubuan yang saling kepentinganya saling bertentangan. Gamal ingin menyatukan semua kubu ini menjadi satu kekuatan yang bersama-sama mengangkat kelapa menjadi aset bangsa Indonesia yang luar biasa dan semakin meningkatkan perannya dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat dan ekonomi nasional.
Direktur Eksekutif International Coconut Community (ICC) Jelfina C Alouw menyatakan Dekindo yang lahir berdasarkan amanat UU perkebunan harus didukung semua pemangku kepentingan kelapa. ICC sendiri akan terus mendukung Dekindo.
Tidak ada anggaran dari pemerintah dan kelangkaan sumber dana jangan jadi alasan bagi Dekindo untuk meningkatkan peran kelapa. Dekindo kedepan harus membuat program yang berdampak positif bagi semua pemangku kepentingan.
“Kalau programnya punya dampak yang positif pasti pendanaan dari perusahaan-perusahaan akan mengikuti. Pembiayaan dari lembaga internasional juga banyak selama memberi manfaat yang positif bagi komunitas kelapa,” katanya.
Tantangan kelapa kedepan adalah keberlanjutan (sustainability), tidak hanya dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan tetapi daya tahan/kemampuan untuk bangkit (resilience). Situasi perkelapaan tidak selalu bagus ada fase turunnya sehingga diperlukan kemampuan untuk bangkit kembali dari situasi terpuruk.