Dalam debat Calon Presiden (Capres) ke II, keduanya memaparkan staregi untuk memajukan komoditas kelapa sawit. Kandidat pertama, Joko Widodo (Jokowi) ingin menuju B100, sedangkan kandidat kedua, Prabowo Subianto ingin menambah jumlah petani plasma agar masyarakat ikut lebih merasakan manfaat kelapa sawit.
Mendengar paparan tersebut, Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) berpendapat, kalau plasma di perluas tidak akan memberikan solusi buat rakyat. Karena secara benefit dengan sistem ekonomi dan politiknya tidak menguntungkan.
“Plasma yang sudah ada sekarang dan sawit swadaya saat ini sudah cukup tanpa harus diperluas lagi,” tutur Mansuetus Darto, Sekjen SPKS dalam pesan singkat yang diterima redakasi perkebunannews.com.
Namun, menurut Darto yang perlu dilakukan adalah pertama, mingkatkan produktivitas petani sawit seperti program saat ini untuk replanting. Manfaatkan dana BPDP sebenar-benarnya untuk petani dan peningkatan SDM petani.
“Kedua, akses petani untuk masuk ke revolusi 4.0 agar mereka terhubung sama pembeli dan pabrik. Pabrik yang beli dan petani siapkan TBS yang bagus,” ucap Darto.
Ketiga, lanjut Darto, soal B20 menuju B100 harus ada rencana yang matang dalam B20 ini keterlibatan petani sebelum melangkah ke B100. Keterlibatan petani bagaimana untuk supply, sehingga kerakyatannya jelas.
“Ini tugas penting bagi jokowi adalah bagaimana mencegah penguasaan industri sawit perusahaan besar sebagai supply utama saja dan bukan petani. Sekrang petani harus jelas keterlibatannya,” pungkas Darto. YIN