Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjen), Kementerian Pertanian, Bambang, telah dilantik (20/9/16) oleh Menteri Pertanian pada hari Selasa yang lalu. Artinya secara sah Bambang menahkodani komoditas perkebunan nasional.
Ternyata hal tersebut direspon positif oleh daerah khususnya wilayah sentra perkebunan. Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, Edi Yanto, menyambut baik kehadiran Dirjen yang baru. “Kami dari pemerintah daerah lampung mengucapkan selamat atas amanah yang diterima Dirjen yang baru. Kami mengharapkan Bapak Bambang dapat menjaga kesinambungan program-program terdahulu khususnya terkait dengan komoditas andalan Provinsi Lampung seperti kopi dan lada,” kata Edi.
Sementara Kadis Perkebunan Provinsi Papua, John D. Nahumury, menyambut gembira kabar pelantikan Dirjen Perkebunan yang baru. “Kami dari Pemda Papua mengharapkan terobosan pada pengembangan perkebunan. Saya yakin Bapak Bambang dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya mengingat beliau berasal dari daerah, sehingga memahami keluh kesan teman-teman di daerah dalam melaksanakan pembangunan perkebunan,” lanjut John.
Hal senada Kepala Dinas Perkebunan Kolaka, Muhammad Bachrun Hanise, bahwa pihaknya mengaku bangga putra terbaik Sulawesi Tenggara dapat menduduki jabatan strategis di Kementerian Pertanian. “Kami percaya kesempatan yang diperoleh Bapak Bambang tidak lepas dari kinerja yang telah beliau tunjukkan selama bertugas di Sultra khususnya dalam upayanya penguatan kelembagaan,” Bachrun.
Tidak hanya itu, Bachrun berharap, Dirjen Perkebunan yang baru dapat mendorong penguatan kelembagaan petani perkebunan secara nasional. Hal ini mengingat luas areal perkebunan sebagian besar dikuasai oleh masyarakat.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Boalemo, Nurdin Baderan pun menyambut baik kepemimpinannya. Sebab harus diakui melalui pembentukan kelembagaan petani, maka posisi tawar petani akan lebih kuat. Melihat hal ini maka diharapkan pola yang dibuat untuk mengangkat petani melalui kelembagaan bisa ditularkan ke daerah-daerah.
“Kami sudah melihat bagaimana terobosan Bapak Bambang dalam mengembangkan Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera yang sukses memberdayakan petani. Sehingga mampu membangun kemitraan dengan swasta dan perbankkan,” terang Nurdin.
Kemudian Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Bener Meriah, Ahmad Ready, juga menyambut baik pelantikan Dirjen yang baru. “Kami Pemerintah daerah Bener Meriah mengucapkan selamat atas dilantiknya Bapak Bambang sebagai Direktur Jenderal Perkebunan. Sembari kami berharap agar janji pemerintah untuk program pengembangan kopi dapat diwujudkan oleh Dirjen yang baru”, kata Ready.
Sementara Kadis Pertanian dan Perkebunan Poso, Murniati Putosi, menyambut kehadiran pemimpin perkebunan yang baru. Ia berharap Dirjen Perkebunan memberikan perhatikan khusus pada daerah-daerah yang tengah mengembangkan ekonomi wilayahnya, seperti Poso. “Semoga Direktorat Jenderal Perkebunan dapat membantu Penda, mengubah wajah Poso menjadi kawasan maju berbasis perkebunan,” ungkap Murni.
Konsolidasi Pelaku Perkebunan
Mendengar hal tersebut, Bambang optimis bisa melanjutkan program kerja Dirjen Perkebunan yang lama yaitu dengan mengarah perkebunan pro rakyat. Sehingga dalam hal ini fokusnya tidak hanya pada peningkatkan produktivitas namun juga mutu dan daya saing. Maka mengingat perkebunan rata-rata dukuasai oleh rakyat untuk itu pihaknya akan membenahi perkebunan rakyat sehingga berpengaruh kepad perkebunan nasional.
Seperti diketahui, saat ini produktivitas perkebunan rakyat jauh lebih rendah daripada perkebunan milik swasta. Artinya dengan mengangkat produktivitas perkebunan rakyat maka akan mendongkrak produktivitas perkebunan nasional.
“Kita harus mampu memastikan petani perkebunan mampu menghasilkan produk yang bermutu tinggi, seragam, dalam jumlah yang ekonomi sebagai strategis dalam peningkatan daya saing. Jadi kita tidak boleh lagi bangga ketika petani yang hanyadapat mengekspor dalam bentuk bahan baku. Harus bisa mengeskspor dalam bentuk minimal barang setengah jadi,“ himbau Bambang.
Melihat hal ini, Bambang berharap bisa mengembangkan perkebunan dengan merangkul seluruh stakeholder, lalu memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada. Tidak hanya dari APBN, tapi juga APBD, KUR, atau investasi swasta.
Sehingga pihaknya akan melakukan pemetaan untuk memastikan potensi riil pada setiap daerah. Kemudian melakukan perencanaan yang baik dengan melibatkan banyak pihak untuk pengembangan potensi tersebut. “Maka dengan begitu setiap sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatnya secara efektif dan efisien dalam upaya peningkatkan daya saing,” pungkas Bambang. YIN