2021, 24 Oktober
Share berita:

Jakarta, mediaperkebunan.id – Dewan Negara-negara Produsen Sawit atau Council Palm Oil Producing Countries (CPOPC) menggelar Pertemuan Tngkat Pejabat Tinggi atau Senior Officials Meeting (SOM) Ke-22 dalam format hybrid (daring dan tatap muka) pada Kamis, 21 Oktober 2021. Tujuan utama pertemuan adalah meninjau dan mengevaluasi capaian kegiatan utama serta merumuskan langkah-langkah penting untuk lebih memperkuat kerja sama di antara negara-negara anggota CPOPC.

Pertemuan tersebut dipimpin oleh Deputi Menteri Pangan dan Agribisnis, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia ,Dr. Musdhalifah Machmud, dan didampingi oleh YBhg. Datuk Ravi Muthayah, Sekretaris Jenderal, Kementerian Industri Perkebunan dan Komoditas, Malaysia.

Pertemuan juga dihadiri oleh perwakilan negara-negara pengamat yaitu Kolombia, Ghana, Honduras, dan Papua New Guinea.

Dalam pertemuan tersebut, Musdhalifah menggarisbawahi tren positif dari pertumbuhan permintaan minyak sawit dan tren kenaikan minyak sawit secara umum. “Namun, negara produsen mengantisipasi kemungkinan siklus harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) melalui peningkatan konsumsi domestik sebagai bagian dari alat manajemen permintaan. Pengelolaan harga minyak sawit berkelanjutan dapat dicapai dengan penerapan program biodiesel,” ungkap Musdhalifah.

Lebih lanjut, Musdhalifah mengungkapkan, keprihatinan mendalam terhadap kampanye negatif yang semakin masif dan dikeluarkannya berbagai kebijakan dan regulasi yang menghambat produksi dan perdagangan minyak sawit khususnya di Uni Eropa.

“Berkaitan dengan itu, CPOPC perlu memberikan perhatian serius dan merumuskan strategi yang lebih efektif bagi negara-negara produsen minyak sawit untuk menjawab tantangan tersebut,” ungakap Musdhalifah

Namu, Musdhalifah menyambut baik kemajuan yang dibuat oleh Komite Ilmiah karena studi dan penelitian berbasis sains harus lebih dipromosikan dalam melawan kampanye negatif terhadap minyak sawit berkelanjutan.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal, Kementerian Industri Perkebunan dan Komoditas, Malaysia, YBhg. Datuk Ravi Muthayah, menyambut baik kenaikan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sejak Juni 2020 namun dengan keprihatinan bahwa serangan terhadap sawit tidak akan pernah surut.

Baca Juga:  Cargill Mendukung Masyarakat dalam Pelestarian dan Perlindungan Hutan

Berkaitan dengan itu, Ravi meminta CPOPC untuk melipatgandakan upaya dalam memberikan narasi yang lebih kuat untuk memerangi kampanye negatif. Negara-negara penghasil minyak sawit tidak boleh berpuas diri dan lengah dengan kompetitor.

“Menjunjung tinggi keberlanjutan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) sangat penting yang didukung oleh pemikiran atau penelitian yang ofensif untuk membandingkan minyak sawit dengan minyak nabati lainnya,” papapr Ravi.

Ravi secara khusus menyatakan, “dukungan kuat negaranya untuk adopsi Kerangka Kerja Global dari Prinsip untuk Minyak Sawit Berkelanjutan sebagai prinsip panduan bagi negara-negara penghasil minyak sawit yang masuk menjadi anggota dan sebagai contoh untuk tanaman minyak nabati lainnya, dalam mengupayakan kolaborasi yang semakin berdampak, bermakna, dan efektif, Datuk Ravi Muthayah mengajak negara-negara baru yang ingin masuk sebagai anggota untuk mempercepat proses bergabung dengan CPOPC.”

Sedangkan Vice Minister of Agricultural Affairs,i Kolombia, H.E. Juan Gonzalo Botero pun mengakui pentingnya bergabung dengan CPOPC untuk mempromosikan kerjasama dalam hal penelitian, produksi dan komersialisasi minyak sawit di seluruh dunia.

High Commissioner Ghana untuk Malaysia, Akua Sekyiwa Ahenkora menyoroti keuntungan untuk terus mempromosikan manfaat kesehatan dari minyak kelapa sawit, keberlanjutan industri dan atribusinya terhadap SDGs dari PBB dan dukungan untuk peningkatan kapasitas petani kecil.

Vice Minister of Agriculture Ministry of Agriculture and Livestock, Honduras, David Ernesto Wainwright menyampaikan penghargaan atas dukungan yang ditunjukkan kepada Honduras melalui sumbangan benih bersertifikat oleh CPOPC.

Acting Secretary Department of Agriculture and Livestock, Papua New Guinea, Kepson Pupita menegaskan kelayakan kelapa sawit untuk mengubah perekonomian negara terutama dalam pengurangan kemiskinan dan keterlibatan produktif warga.

Pertemuan lebih lanjut membahas beberapa program dan kegiatan utama organisasi dan usulan CPOPC, serta masalah tata kelola. Sebagian besar program prioritas yang telah disahkan selama SOM berkaitan dengan mempromosikan keberlanjutan kelapa sawit, termasuk upaya peningkatan kapasitas petani kecil, proyek penelitian, serta program komunikasi dan advokasi.
Hal lain yang mendapat sorotan dalam pertemuan adalah Lomba Menulis Cerita Pendek Mengenai Kehidupan Petani Sawit.

Baca Juga:  KEMITRAAN, KUNCI PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT

ompetisi bertujuan untuk memberikan perhatian yang lebih besar atas perjuangan para petani sawit dalam mengelola lahan dan mendapat kehidupan yang layak untuk keluarga mereka. Pengumuman pemenang akan dilakukan pada Pertemuan Tingkat Menteri yang akan datang.

Lebih rinci terkait Pertemuan Tingkat Menteri CPOPC ke-9 akan dibahas dalam pertemuan Kementerian Industri dan Komoditas Perkebunan Malaysia dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang dijadwalkan diadakan pada akhir pekan ini.