2024, 15 September
Share berita:

Jakarta, mediaperkebunan.id – Sekretaris Jenderal Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) bahas masa depan minyak nabati dunia dalam The 3rd Sustainable Vegetable Oils Conference (SVOC).

Berlangsung pada 10 September 2024 di Rotterdam, Belanda, SVOC mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dari seluruh dunia. Berbagai tantangan sektor minyak nabati menjadi topik utamanya.

Staf Ahli Bidang Konektivitas, Sektor Jasa, dan Sumber Daya Alam, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Musdhalifah Machmud, mengemukakan, EUDR menghadirkan lanskap yang kompleks bagi sektor pertanian Indonesia.

Menurut Musdalifah, dengan mengadopsi pendekatan proaktif dan strategis yang menekankan keterlibatan pemangku kepentingan, pengembangan kapasitas, sertifikasi, dan praktik penggunaan lahan berkelanjutan, Indonesia berhasil menavigasi kerumitan EUDR.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perkebunan dan Komoditas Malaysia, Dato’ Yusran Shah bin Mohd Yusof, menekankan, Malaysia sepenuhnya memahami bahwa hal tersebut harus dicapai dengan cara menjaga lingkungan, melestarikan keanekaragaman hayati, menghormati hak dan mata pencaharian masyarakat setempat.

Meskipun, lanjut Mohd Yusof, peningkatan produksi sangat penting bagi ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi, karena tantangan tersebut. Malaysia mengambil tindakan untuk memimpin dalam produksi minyak nabati berkelanjutan melalui industri minyak sawit.

Sekretaris Jenderal CPOPC, Rizal Affandi Lukman menggarisbawahi bahwa SVOC ke-3 memberikan wawasan tentang penelitian mutakhir dan kemajuan teknologi yang berguna untuk meningkatkan keberlanjutan berbagai tanaman minyak, dari minyak kelapa sawit hingga minyak bunga matahari, minyak lobak, hingga minyak kedelai.

Menurut Rizal, inovasi-inovasi tersebut sangat penting untuk mengurangi jejak lingkungan (environmental footprints) dan meningkatkan produktivitas. “Yang lebih penting lagi, minyak sawit memainkan peran pelengkap bagi minyak nabati lainnya, dalam memenuhi permintaan global yang terus meningkat,” ujarnya.

Direktur Pelaksana Industri Minyak dan Lemak Belanda (MVO), Frans Classen, menegaskan bahwa jalan ke depan adalah melalui dialog yang lebih kuat, inklusif, dan konstruktif di antara semua pemangku kepentingan. Hal tersebut harus mencakup jutaan petani kecil yang memainkan peran penting dan tak tergantikan dalam rantai pasokan pasar UE. Keterlibatan mereka sangatlah penting.

Baca Juga:  Jawa Tengah Siap Menjadi Penangkar Lada

Diselenggarakan bersama Dewan Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit CPOPC) dan The Netherlands Oils and Fats Industry (MVO) serta bekerja sama dengan mitra industri utama termasuk Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Konferensi tersebut menyoroti kebutuhan mendesak akan inovasi dan praktik berkelanjutan untuk memenuhi permintaan global yang terus meningkat sambil mematuhi standar lingkungan yang ketat, seperti Peraturan Deforestasi Uni Eropa (European Union Deforestation Regulation, EUDR).