Jakarta, mediaperkebunan.id – Memang ada beberapa komoditas yang mengalami penurunan permintaan saat adanya pandemi Covid-19. Tapi hal tersebut tidak berlaku pada komoditas aren yang justru mengalami peningkatan saat pandemi Covid-19.
Ketua Serikat Petani dan Produsen Aren Indonesia, Anwar mengakui bahwa saat ini permintaan akan gula aren justru meningkat. Peningkatan tesebut sekitar 20 persen dari yang biasanya.
“Jadi pasar aren ini karena adanya erubahan pola hidup masyarakat yang mengarah kepada kesehatan, terlebih pada saat pandemi Covid-19 ini tidak sedikit yang menjaga pola hidup sehat,” kata Anwar kepada mediaperkebunan.id.
Adapun pasar aren itu sendiri, Anwar mengakui tidak sedikit untuk pasar ekspor. Maka untuk pasar ekspor gula aren ini mencapai 30 persen dan 70 persen untuk pasar dalam negeri. Biasanya untuk pasar dalam negeri paling banyak Jabodetabek, Bali Surabaya dan Bandung. Sedangkan pasar aren di luar negeri yakni Australia, Amerika Serika dan Korea Selatan.
Sehingga dengan tingginya permintaan maka petani dan produsen gula aren komit untuk meningkatkan produksi. “Hal ini dilakukan untuk dapat memenuhi naiknya permintaan pasar,” jelas Anwar yang juga Ketua Kelompok Usaha Bersama Mitra Mandala gula aren.
Lebih dari itu, menurut Anwar, untuk mempertahankan dan memperluas pasar gula aren maka pihaknya mengeluarkan produk gula aren plus jahe dan gula aren jahe kunyit. Terbukti ditengah pandemi Covid-19, dua buah produk baru tersebut banyak diminati.
“Tingginya permintaan akan gula aren karena masyarakat ingin meningkatkan imun, terlebih di masa pandemi,” jelas Anwar.
Disisi lain, Anwar mengakui, tingginya permintaan gula aren terlabih pada Kelompok Usaha Bersama Mitra Mandala karena gula aren yang diproduksi benar-benar organik. Alhasil permintaan baik dari dalam dan luar negeri cukup tinggi.
“Jadi saat ini permintaan akan gula aren organik cukup tinggi. Apalagi kita juga jaga kehigienisannya,” pungkas Anwar. (YIN)