2024, 28 Agustus
Share berita:

Bungkil sawit merupakan produk hasil samping yang dihasilkan oleh industri kelapa sawit. Hasil samping ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menghasilkan bahan baku pakan ternak. 

Penggunaan bungkil sawit ini dapat mengurangi biaya produksi ternak karena dapat memenuhi ketersedian bahan baku pakan. Simak tulisan di bawah ini untuk mengetahui kandungan dan manfaat yang ada pada bungkil sawit dan bagaimana cara pengolahannya menjadi pakan ternak!

Kandungan Nutrisi

Bungkil sawit merupakan bagian dari hasil pemrosesan inti sawit yang terdiri dari daging sawit dan batoknya. Pada pemrosesan inti sawit didapatkan sebanyak 45% bungkil inti sawit (BIS). Bungkil sawit mempunyai nilai nutrisi yang tinggi sebagai sumber konsetrat atau penguat pada pakan ternak. 

BIS mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh hewan ternak seperti 14,23% serat kasar, 15,67% protein kasar, 9,25% lemak kasar, 0,45% fosfat, 0,64 kalasium, dan energi sebanyak 2.582 Kkal/kg. Protein pada BIS mempunyai kualitas yang baik walaupun nilainya lebih rendah dibandingkan jenis pakan ternak lainnya. Salah satu kelemahan BIS adalah tingkat palatabilitasnya rendah sehingga cocok untuk hewan ruminansia seperti sapi, kambing, domba, dan lainnya. 

Dilansir dari babel.bsip.pertanian.go.id, pemanfaatan BIS sebagai bahan ternak harus mempunyai kandungan nutrisi yang memenuhi kebutuhan pakan ternak. Syarat ini diatur dalam SNI 7856:2017 yang digolongkan ke dalam dua golongan yakni mutu 1 dan mutu 2. 

BIS yang masuk ke dalam golongan mutu 1 harus mempunyai kandungan kadar air maksimal sebanyak 12%, abu maksimal  5%, protein kasar minimal 16%, lemak kasar maksimal 9%, serat kasar maksimal 16%, dan cangkang maksimal 10%. Sedangkan BIS mutu 2 harus mempunyai kandungan air maksimal 12%, kandungan protein kasar minimal 14%, abu maksimal 6%, lemak kasar sebanyak 10%, serat kasar maksimal 20% dan cangkang maksimal 15%.

Baca Juga:  Kerjasama Pemanfaatan Transaksi Carbon Credit

Manfaat

BIS bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas ternak dengan kandungan pakan bungkil sawit yang kaya akan nutrisi. Pemberian pakan ternak yang bernutrisi ini juga berperngaruh pada kualitas hasil ternak. Ternak yang diberikan BIS mempunyai tekstur yang lebih baik dan rasanya lebih enak.

Pemakaian BIS pada sapi perah dapat digunakan 65% dari bahan ransum, bungki kedelai 10%, dan jagung 25%. Pada sapi potong dapat menggunakan bungkil sebanyak 70% dari bahan ransum. 

Pada domba dapat digunakan bungkil sebanyak 30% sedangkan pada ternak unggas dapat digunakan bungkil sebanyak 5 – 15%. Hal ini dikarenakan serat bungkil kasar dan sistem pencernaan unggas lebih rendah dibandingkan hewan ternak.

Penggunaan bungkil sebagai pakan ternak juga memberikan dampak positif pada perekonomian industri sawit. Hal tersebut dapat meningkatkan nilai tambah produk samping kelapa sawit.

Cara pengolahan

Untuk bisa menjadi pakan ternak, bungkil sawit harus melewati proses fermentasi. Proses fermentasi ini menggunakan jamur dan bakteri seperti Eupenicillium javanicum, Aspergillus niger, dan Rhizopus oligosparus. Apabila sulit ditemukan, maka dapat menggunakan probiotik yang ada dipasaran seperti EM4, Starbio, Probiotik Tangguh, Suplemen Organic Cair, dan PT HCS.

Proses fermentasi bungkil ini membuat kandungan serat kasar berkurang dan kandungan proteinnya bertambah. Dengan begitu jumlah kandungan protein pada bungkil meningkat dua kali lipat menjadi 23%.

Jadi itu dia pemanfaatan bungkil sawit untuk bahan pakan ternak. Pemanfaatan bungkil ini membantu meningkatkan nilai tambah dari produk hasil samping industri sawit. Hal tersebut menunjukkan bahwa industri sawit turut mendukung kelestarian lingkungan dengan program yang berkelanjutan. .