Yogyakarta, Mediaperkebunan.id – Bungkil sawit yang banyak terdapat di berbagai perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Bungkil ini merupakan produk sampingan yang dihasilkan dari industri pengolahan kelapa sawit.
Bungkil sawit berasal dari pengolahan inti sawit yang terdiri atas daging dan cangkang sawit. Inti sawit terdiri dari daging dan cangkang yang diolah untuk menghasilkan Palm Kernel Oil (minyak inti sawit). Setelah minyak teraebut diperas, residu yang tersisa dikenal dengan bungkil sawit atau bungkil inti sawit (Palm Kernel Meal/Expeller).
Dalam proses pengolahan inti sawit, sekitar 45% dari hasilnya berupa bungkil inti sawit (BIS). Bungkil sawit memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, sehingga cocok digunakan sebagai sumber konsentrat atau penguat dalam pakan ternak, khususnya ternak unggas seperti ayam.
Hal positif tersebut diketahui berdasarkanhasil penelitian dan disertasi dari Siti Zubaidah SPt M.Biotech yang aktif sebagai tenaga laboran dari Laboratorium Ilmu Makanan Ternak (IMT) di Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
Siti Zubaidah menuangkan hasil penelitiannya itu dalam sebuah disertasi dengan judul “Penggunaan Bungkil Sawit dengan Suplementasi Enzim Terhadap Produktivitas, Kualitas Karkas, dan Kesehatan Saluran Cerna Ayam Broiler”.
Siti Zubaidah, seperti keterangan resmi di laman resmi UGM yang dikutip Mediaperkebunan, Selasa (28/1/2025), mengaku tertarik meneliti bungkil inti sawit karena memiliki potensi dijadikan pakan ternak.
“Bungkil inti sawit merupakan limbah dari pembuatan minyak inti sawit. Produksinya cukup tinggi di Indonesia,” ungkap Siti Zubaidah.
Di samping itu, berdasarkan hasil penelitiannya. Terungkap kalau kandungan protein kasar sebesar 14 persen sampai 19 persen.
“Dengan demikian bungkil inti sawit berpotensi untuk dijadikan sebagai pakan ternak, terutama ternak unggas,” tutur Siti Zubaidah lebih lanjut.
Akan tetapi, kata dia, ternyata bungkil inti sawit memiliki kelemahan berupa kandungan serat kasar, khususnya manan yang tinggi. Padahal, tangah Siti Zubaidah, ternak unggas tidak mempunyai enzim untuk mendegradasi manan sehingga perlu disuplementasi enzim dari luar berupa enzim mananase, NSPase, dan protease.
“Proses suplementasi itu untuk meningkatkan kecernaan nutrien yang berakibat pada peningkatan produktivitas, kualitas karkas, dan kesehatan saluran cerna dari ayam broiler,” tegas Siti Zubaidah SPt M.Biotech.