Jakarta, Mediaperkebunan.id
Salah satu stan pemda di Bunex adalah Pemprov Papua Barat dengan memamerkan pala Fakfak. Menurut Heri Benedictus, Kepala Bidang Produksi Perkebunan, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Papua Barat, Pala Fakfak ini speciesnya berbeda dengan pala Banda yang selama ini sudah dikenal.
Pala Banda nama ilmiahnya Myristica Fragrans sedang pala Fakfak Myristica Argentia, secara morfologi dan kandungan bahan aktifnya sangat berbeda. Karena itu sekarang ada dua SNI untuk pala .
Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Pala Banda kandungan atsirinya lebih banyak sehingga banyak digunakan sebagai minyak atsiri. Sedang pala Fakfak kandungan lemaknya lebih banyak sehingga produk turunan yang dihasilkan lebih bervariasi. Pala Fakfak selain sebagai manisan seperti pala Banda juga dibuat sirup, selai, permen, bumbu, kecap, balsem, sabun, lotion dan aroma terapi.
“Tetapi yang paling mahal tetap bijinya. Ini yang selama ini dijual. Produk lain seperti kulit, daging buah yang biasanya dibuang setelah kita bina BUKAM (Badan Usaha Kampung) akhirnya menjadi produk jadi dan jadi oleh-oleh khas Fakfak Bahkan balsemnya sudah kerjasama penjualan dengan PT Kembang Christa Pharma Bandung ,” kata Heri.
Pala Fakfak merupakan tumbuhan asli Kabupaten Fakfak dengan luas kebun 17.400 ha. Dari kebun inilah masyarakat mengambil buahnya. Lebih jauh lagi ada dusun pala, juga ada hutan pala. Luasnya belum terdata tetapi sekitar 80% areal Fakfak adalah pohon pala.
Pala Fakfak sudah mendapat sertifikat Indikasi Geografis dengan nama Pala Tomandin Fakfak. Ada hukum adat yaitu kera-kera/sasi (sanksi adat) larangan mengambil buah pala muda. Pemkab Fakfak memperkuat hukum adat ini dengan Perda nomor 6 tahun 2016 tentang Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian pala Fakfak.
Pasarnya juga berbeda dengan pala Banda. Pala Banda mengisi pasar Eropa karena aromanya yang kuat. Sedang pala Fakfak diekspor secara rutin tiap 2 bulan sekali ke Vietnam dan China. Ditjen Perkebunan juga sudah membuat studi kelayakan untuk membangun korporasi petani pala Fakfak yang merupakan himpunan dari bunkam. Selama ini pala Fakfak selain diekspor langsung, lebih banyak dibawa pedagang ke Surabaya.