Jakarta, mediaperkebunan.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sangat terbuka dan berkomitmen mendukung eksplorasi dan riset yang kolaboratif terkait pemanfaatan limbah kelapa sawit yang banyak terdapat di berbagai sentra perkebunan di Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PRSPBPDH) BRIN, Nugroho Adi Sasongko, dalam kegiatan seminar bertajuk “Sustainable Waste Valorization and Economic Feasibility” yang diselenggarakan secara daring, beberapa waktu yang lalu.
Dalam seminar itu, seperti dikutip Mediaperkebunan.id, Rabu (7/5/2025), Nugroho Adi Sasongko, bahkan mengajak semua pihak untuk mengeksplorasi dan mengidentifikasi area konkret salam sinergi riset dalam pengelolaan dan pemanfaatan limbah biomassa sawit.
Hal itu, ungkap Nugroho Adi Sasongko, untuk mewujudkan ekonomi sirkular atau yang melibatkan masyarakat dan dilakukan secara berkelanjutan atau sustainability.
“BRIN terbuka dan berkomitmen penuh untuk mengeksplorasi peluang riset kolaboratif di bidang pemanfaatan limbah, serta kami menyambut setiap inisiatif yang dapat menghasilkan dampak dan manfaat timbal balik,” jelas Nugroho Adi Sasongko.
Menurutnya, banyak pemanfaatan biomassa kelapa sawit, tandan buah segar yang dapat digunakan sebagai mulsa, sementara serat dan cangkang inti sawit dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik dan uap.
Pemanfaatan limbah ini mengubah limbah menjadi sumber daya yang bernilai, tidak hanya menjawab tantangan lingkungan, tetapi juga membuka peluang bagi pembangunan ekonomi, inovasi, dan manfaat sosial.
Sementara itu, Penanggungjawab Proyek Penelitian dari Center for Institutional Innovation – National Institute of Green Technology (NIGT), Lee Donmin, mengatakan bahwa pihaknya menjalin kerja sama yang baik di bidang kesehatan dan ekonomi.
Dia menyebutkan bahwa seminar ini menjadi media untuk mengetahui bagaimana dapat memanfaatkan sumber daya dengan lebih baik.
“Dengan dukungan pemerintah dan peneliti dari dua negara, saya berharap seminar ini dapat membantu menyebarkan pemahaman kita dalam pemanfaatan biomassa,” ujar Lee.
Direktur Laboratorium Pengelolaan Limbah Agroindustri Universitas Lampung, Prof. Udin Hasanudin, menyampaikan paparan mengenai valorisasi limbah biomassa berkelanjutan di industri kelapa sawit.
Ia menjelaskan bahwa dari perkebunan kelapa sawit, pihaknya membawa Tandan Buah Segar ke pabrik kelapa sawit, dan dari pabrik tersebut kami menghasilkan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan minyak inti sawit atau palm kernel oil (PKO).
“Serta menghasilkan berbagai limbah biomassa yang dapat dimanfaatkan untuk produk-produk lain, seperti serat, cangkang, dan lainnya.
“Limbah ini dapat dipilih untuk dimanfaatkan sebagai energi, pakan, atau bahkan makanan,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Perekayasa Ahli Madya PRSPBPDH BRIN, Dudi Iskandar, menyampaikan paparan tentang pemanfaatan limbah berkelanjutan.
Berdasarkan berbagai referensi, jumlah limbah di Indonesia cukup tinggi sebanding dengan jumlah penduduk dan tingkat urbanisasi yang juga tinggi, oleh karena itu, diperkirakan akan terjadi peningkatan jumlah limbah di berbagai sektor.
Jenis limbah terbesar adalah limbah makanan, diikuti oleh limbah konstruksi dan pembongkaran, limbah tekstil, plastik, baterai bekas, dan limbah elektronik.
“Jenis-jenis limbah ini perlu menjadi perhatian jika di masa depan kita ingin melakukan kolaborasi,” tegas Dudi Iskandar.