Bogor, mediaperkebunan.id – Dalam penyelenggaraan acara 2nd International Symposium Ganoderma (ISGANO) yang akan diselenggarakan pada bulan Februari tahun 2025, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan dukungan penuh terhadap acara yang membahas salah satu masalah serius di dunia perkebunan kelapa sawit, yaitu serangan jamur Ganoderma.
Serangan jamur ini telah menjadi ancaman besar bagi perkebunan kelapa sawit di Indonesia, dengan dampak yang meluas pada produktivitas petani kecil maupun perusahaan besar. Namun selain jamur ganoderma ada juga masalah serius yang perlu di tangani yaitu hama penyakit.
Dalam wawancara dengan Dr. Setiari Marwanto, selaku Kepala Pusat Riset Tanaman Perkebunan BRIN, ia menjelaskan bahwa masalah ini telah menjadi perhatian sejak beberapa tahun terakhir. “Ini bukan isu baru, serangan jamur ganoderma sudah menjadi endemik di perkebunan kelapa sawit dalam beberapa tahun lalu, dan dampaknya sangat terasa baik bagi perusahaan besar maupun petani kecil, selain itu, hama penyakit juga semakin menjadi ancaman bagi produktivitas kelapa sawit, sehingga perlu penanganan terpadu” ungkap Setiari.
BRIN Siap Dukung 2nd ISGANO 2025
BRIN, sebagai lembaga riset utama di Indonesia, juga berkomitmen untuk meningkatkan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk universitas, sektor swasta, dan lembaga riset internasional, guna mencari solusi efektif untuk mengatasi penyebaran penyakit ini.
Salah satu langkah konkret yang di lakukan BRIN adalah mendukung 2nd ISGANO 2025 yang akan di adakan di Bandung pada tanggal 5-7 Februari 2025, sebagai ajang berbagi informasi terkini mengenai serangan jamur ganoderma dan hama penyakit, sekaligus mengembangkan strategi untuk mengendalikan penyebarannya.
Setiari menekankan pentingnya simposium ini untuk mendorong sinergi antara berbagai pihak dalam menangani masalah itu. “Kami dari BRIN Insyaallah mendukung penuh acara ini, karena kami melihat pentingnya kolaborasi antara lembaga riset, pemerintah, dan industri untuk bersama-sama menemukan solusi atas serangan jamur ganoderma dan hama penyakit ini,” lanjut Setiari.
Selain membahas Ganoderma, acara ini juga akan menjadi platform untuk memperkuat sinergi antara peneliti, pemerintah, dan industri dalam menghadapi tantangan di sektor perkebunan kelapa sawit.
Dengan adanya dukungan penuh dari BRIN, 2nd ISGANO 2025 di harapkan menjadi titik balik dalam upaya penanggulangan serangan jamur ganoderma dan hama penyakit di Indonesia, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam riset kelapa sawit di tingkat internasional.