Melihat rendahnya minat kepada sektor pertanian, termasuk di sektor perkebunan, maka Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian siap membetuknya melalui program penyuluhan, pelatihan serta pendidikan kepada kaum pemuda.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, Momon Rusmono kepada perkebunannews.com, di Jakarta
Lebih lanjut, menurut Momon, program penyuluhan, pelatihan serta pendidikan itu tertuang dalam transformasi pendidikan yang dilakukan oleh BPPSDMP. Diantaranya, pertama, ada enam Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) yang tersebar di Kota Medan, Bogor, Magelang, Malang, Gowa dan Manokwari akan beralih fungsi menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian.
Kedua, tiga Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian (SMKPP) di Banjarbaru, Kupang dan Sumbawa yang juga ditingkatkan menjadi Politeknik.
“Melalui transformasi pendidikan tersebut, maka akan tercipta tidak hanya ahli dibidang pertanian, tapi juga bisa menciptakan wirausahawan muda,” harap Momon.
Transformasi pendidikan tersebut, kata Momon, dilakukan atas dasar Undang-Undang No 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Transformasi ini dilakukan agar lulusan yang sebelumnya berorientasi pada pendidikan kedinasan untuk meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian, maka ke depan akan didorong menjadi wirausahawan muda.
“Jadi kita mendorong untuk menciptakan lapangan kerja (Job-creator) tapi tetap menciptakan tenaga ahli di bidang pertanian (Job Seeker) untuk memenuhi kebutuhan penyuluh pertanian, Pengendali Organisme Penganggu Tumbuhan (POPT dan dokter hewan. Ke depan diutamakan berorientasi pada wirausahawan muda pertanian,” pungkas Momon. YIN