Tangerang, Mediaperkebunan.id
Kelapa sawit sebagai komoditas perkebunan strategis nasonal sangat membutuhkan penelitian dan pengembangan (litbang), baik yang berdampak langsung untuk pengembangan industri kelapa sawit nasional yang berkelanjutan maupun sebagai bahan pengambil kebijakan dan melawan kampanye hitam. Zaid Burhan Ibrahim, Plt Direktur Penyaluran Dana BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) menyatakan hal ini dalam pembukaan Talk Show Road to Perisai 2023.
Litbang merupakan salah satu elemen penting dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit. Litbang harus menjadi salah satu bagian utama dari proses pengembangan industri kelapa sawit berkelanjutan; harus mampu memberikan solusi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi industri kelapa sawit seperti peningkatan produktivitas, efisiensi, peningkatan aspek sustainable dan awareness terhadap isu-isu lingkungan dan isu-isu global; mendorong penemuan dan inovasi untuk produk dan pasar yang baru.
Program dukungan dana litbang BPDPKS bertujuan untuk meningatkan produktivitas, efisiensi, meningkatkan aspek berkelanjutan, mendorong penciptaan pasar dan produk yang baru dan meningkatajan kesejahteraan petani. Hasil-hasil riset ini didorong untuk digunakan industri kelapa sawit, pemerintah dan petani.
Ada tiga program yaitu Grant Riset Sawit Seleksi Terbuka, Grant Riset Sawit Inisiatif dan Lomba Riset Sawir tingkat mahasiswa. Program ini sudah berjalan dalam beberapa tahun terakhir dibantu oleh Komite Litbang BPDPKS yang terdiri dari para ahli baik hulu maupun hilir.
Sebaran pemanfaatan dana sawit untuk mendukung program litbang sawit Indonesia sejak 2015 sampai sekarang tersebar di 19 provinsi, melibatkan 957 peneliti , 78 lembaga litbang , 294 kontrak, 50 paten, 7 buku dan 243 publikasi.
“BPDPKS berharap hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan industri sawit, pemerintah dan masyarakat baik sebagai acuan dalam pengembangan industri kelapa sawir dan produk tertentu serta dalam pengambil kebijakan untuk keberlanjutan industri kelapa sawit yang lebih baik,” katanya.
Upaya untuk meningkatkan nilai komersialisasi dan kesiapan teknologi untuk menjembatani dengan pemakai maka BPDPKS mengadakan diseminasi dan pameran dalam Pekan Riset Sawit (Perisai) yang tahun ini akan diadakan tanggal 25-26 Oktober di Surabaya.
“Dalam Perisai ,kami mengundang semua stakeholder baik industri, pemerintah dan masyarakat. Hasil litbang ditampilkan dan disosialisasikan untuk diketahui dan diambil manfaatnya sehingga menghasilkan industri kelapa sawit yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” kata Burhan lagi.
BPDPKS bekerjasama dengan Asosiasi Inventor Indonesia (AII) untuk komersialisasi hasil riset mempertemukan inventor dengan investor. Ada 19 invensi dan setelah ditindaklanjuti secara mendalam sudah dihasilkan 7 Letter of Intent (LoI, surat minat) yaitu Biosilika/Biosilac untuk cekaman kekeringan pada lahan sawit; fulfural dan asam levulinat; lemak calsium untuk pakan ternak; smart machine multy spectral untuk grading TBS; foaming agent untuk pemadam kebakaran; bioplastik untuk kemasan; emulsifier MDAG untuk aplikasi roti.