2023, 14 September
Share berita:

Medan, Mediaperkebunan.id’

Tahun 2023 situasi  ekonomi cukup menantang. Pertumbuhan ekonomi dunia menurun sedang Indonesia cukup memuaskan. Triwulan 2 pertumbuhan PDB 5,14% meningkat dari triwulan 1 5.04%, pertumbuhan ekonomi cukup tinggi.  Kabul Wijayanto, Direktur Perenncanaan dan Pengelolaan Dana BPDPKS menyatakan hal ini dalam Forum Group Disccusion (FGD) Industri Kelapa Sawit dengan tema “CPO Price and Economy Outlook 2023-2004” 14 Oktober 2024 di Medan.

Pertumbuhan PDB sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan  terutama kelapa sawit memberi andil pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jadi sudah lebih dari 2 dekade menjadi pendorong perekonomian yang cukup signifikan.

Sampai tahun 2022 masih menjadi andalan ekspor non migas nasional. Tergambar dari kontribusi kelapa sawit 13,5% terhadap ekspor non migas dan 3,5% terhadap Product domestik bruto Indonesia.

Dengan luas lahan 16,38 juta ha serap tenaga kerja 16 juta ha.  Pergerakan harga minyak sawit sekarang cenderung lebih stabil dibanding tahun-tahun sebelumnya walaupun tidak lebih tinggi. Harga CPO Agustus 2023 di bursa Rotterdam rerata USD962/MT atau mengalami penurun Usd43/MT dari Juli yang mencapai USD1.003 ton.

Harga referensi yang dikeluarkan Kemendag , tahun 2023 USD 887/MT. Tahun 2023 harga CPO turun waktu itu kisara USD1000 lebih, Apakah tahun 2024 diharapkan harga membaik. Karena sangat berkontribusi pada harga TBS yang menjadi sumber pendapatan petani sawit.

 Harga penetapan TBS Agustus rata-rata  Rp2.100-2.400/kg atau lebih baik dibanding awal 2022 yang ada pelarangan ekspor.  Kinerja ekspor sawit tahun 2022 membaik walau sempat ada pelarangan ekspor, April Mei 2022, Ekspor sawit tahun 2022 nilai USD 33,2 miliar dari sebelumnya USD30,32 miliar. Hal ini tidak terlepas dari semakin banyaknya komposis produki turunan produk kelapa sawit terhadap total ekspor total kelapa sawit Indonesia.

Baca Juga:  KEBUN RAKYAT DALAM KAWASAN HUTAN , SALAH SATU KENDALA PSR

Pemerintah berupaya menjamin pembangunan kelapa sawit berkelanjutan melalui tiga pilar stabilisasi harga CPO, peningkatan kesejahteraan pekebun dan hilirisasi, dengan pendanaan BPDPKS yaitu dihulu  PSR, sarpras, pengembangan SDM.

PSR sampai Agustus dana tersalur Rp8,18 triliun, jumlah pekebun 130.032 orang, luas lahan 295.545 Ha.  Sarpras dana yang sudah disalurkan Rp84,3 miliar , 28 lembaga pekebun. Pengembangan SDM dana tersalur Rp368 miliar di 21 provinsi untuk beasiswa mahasiswa 4.265 orang, pelatihan 14.924 petani. Penelitian dan Pengembangan total penyaluran dana Rp537 miliar dengan kontrak kerjasama 294, publikasi 243, paten 50, melibatkan 957 peneliti , 78 lembaga litbang.