Jakarta, Mediaperkebunan.id
Tantangan penelitian dan pengembangan sawit adalah peningkatan pemberdayaan perkebunan dan industri kelapa sawit nasional; memberikan hasil empiris sebagai pertimbangan perencanaan nasional; mendukung peningkatan pengembangan teknologi masa depan; menciptakan riset yang mampu melakukan analisis mendalam terhadap pengembangan kebutuhan industri sawit nasional; memberikan kontribusi nyata dalam menyajikan hasil-hasil teknis sebagai upaya pemberian rekomendasi dalam pengambilan kebijakan strategis nasional. Edy Wibowo, Direktur Kemitraan BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) menyatakan hal ini Kuliah Umum yang diselenggarakan Mediaperkebunan.id.
Permasalahan utama penelitian adalah ada gap antara yang dihasilkan pemerintah, lembaga peneltian /universitas dengan investor/pelaku usaha. Penelitian di universitas/lembaga penelitian berupa konsep mulai dari riset teknologi dasar dan membuktikan kelayakan. Pada tahap selanjutnya masuk pada kesiapan teknologi berupa pengembangan dan demonstrasi.
“Pada tahap ini sering disebut lembah kematian (valley death) karena apa yang dihasilkan tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh pelaku usaha. Banyak yang berhenti sampai sini. Teknologi yang lolos dari tahap ini kemudian masuk ke komersialisasi oleh investor/pelaku usaha mulai dari pengembangan sistim/subsistim, pengujian sistim, peluncuran dan operasional,” kata Edy.
BPDPKS perannya adalah mendanai penelitian dan pengembagan untuk menghasilkan inovasi produk dan teknologi yang siap ke tahap komersialisasi. “Selanjutnya juga menjembatani tahap lembah kematian menuju tahap komersialisasi melalui pertemuan investor dengan inovator dalam kegiatan Pekan Riset Sawit,” kata Edy lagi.
Beberapa riset yang dibiayai BPDPKS dan sudah masuk tahap komersialisasi oleh industri adalah riset dan pengembangan pabrik minyak nabati industrial (IVO), industri biohidrokarbon, industri surfaktan, industri biokomposit, industri bioplastik, bahan baku industri.
Tahun 2020 BPDPKS menyalurkan dana penelitian sebesar Rp71,4 miliar. Tahun 2015-2020 bidang penelitian yang dibiayai BPDPKS adalah sosial ekonomi/TIK 51, bioenergi 41, lingkungan 33, biomaterial/oleokimia 33, lahan/tanah/bibit/budidaya 22, pangan/kesehatan 14, pasca panen/pengolahan 8. Lembaga litbang yang terlibat 64, dengan peneliti 667 dan mahasiswa 346. Outputnya berupa 201 publikasi, 42 paten, dan 5 buku.
Manfaat program ini adalah meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan nilai tambah, berdaya saing tinggi, berkelanjutan dan ramah lingkungan; mengembangkan temuan inovatif dan prospektif di pasaran yang akan dikembangkan menjadi produk industri komersial; terciptanya kerjasama berkelanjutan antara pemerintah, lembaga penelitian/akademisi dan industri kelapa sawit; pemanfaatan hasil riset untuk mendukung perumusan kebijakan, promosi, ligitasi dan advokasi.