Meskipun dasar hukum perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk melaksanakan integrasi kelapa sawit dengan sapi sudah ada dengan Permentan nomor 105/Permentan/PD.300/8/2014 , tetapi sampai saat ini minat perusahaan perkebunan untuk melaksanakannya masih sangat rendah.
Bess Tiesnamurti, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Balitbang Kementerian Pertanian, menyayangkan sikap perusahaan perkebunan kelapa sawit yang enggan melakukan integrasi sawit – Sapi meskipun sudah ada himbauan dari Kementerian Pertanian.
Padahal pengalaman Puslitbangnak mendampingi PTPN dan beberapa perusahaan swasta menunjukkan integrasi sawit sapi ini menguntungkan. “Payung hukumnya sudah jelas, pengalaman beberapa PTPN dan swasta terbukti menguntungkan tetapi sampai sekarang minat perusahaan masih sangat rendah. Sekarang yang ada baru spot-spot kecil kelompok tani dan PTPN saja,” kata Bess Tiesnamurti.
Tahun 2017 Akan Astra Melaksanakan
Diakui tanpa integrasi, perkebunan kelapa sawit sudah untung. Puslitbangnak banyak melakukan pendampingan di PTPN karena tahun 2014 Kementerian BUMN menugaskan beberapa PTPN untuk melaksanakan integrasi sapi sawit. Tahun ini Puslitbangnak akan mendampingi integrasi sawit sapi PTPN IV. Sedang tahun 2017 akan mendampingi PT Astra Agro Lestari Tbk.
Untuk perusahaan swasta Puslitbannak sudah mendampingi Medco Agro yang mengimpor sapi indukan Brahman Cross dari Australia tahun 2011 sebanyak 298 ekor. Saat ini jumlah sapi Medco sudah mencapai 2000 ekor. Sistim pemeliharaan Medco adalah dengan mengembalakan di kebun dengan pakan rumput, setiap hari sapi berpindah blok.
Sedang PTPN yang didampingi adalah PTPN VI yang mengembangkan 70% sapi bakalan dan 30% sapi indukan. PTPN VI sistim pemeliharaannya dikandangkan dengan pakan dari limbah sawit dan hijauan tanaman sawit. Meskipun biayanya lebih mahal tetapi dari sistim penggembalaan tetapi masih tetap menguntungkan. S