2017, 16 Agustus
Share berita:

Pada pembukaan kuliah mahasiswa baru Instiper, Selasa (15/8) hadir salah satu camat dari Kabupaten Bungo, Jambi mewakili bupati yang berhalangan. “Apa yang dilakukan oleh Kabupaten Bungo ini bisa dijadikan model dan diterapkan daerah lain,” kata Dr. Purwadi, Rektor Instiper.

Pemda Kabupaten Bungo mengumpulkan perusahaan perkebunan yang beroperasi di sana. CSR perusahaan perkebunan semuanya diarahkan pada pendidikan dengan masing-masing perusahaan membiayai satu anak untuk kuliah di Instiper. Hasilnya , tahun ini ada 15 mahasiswa dari Bungo.

Setelah lulus mereka juga diharapkan diterima bekerja di perusahaan perkebunan yang bersangkutan. Cara ini akan menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat sekitarnya sehingga konflik dapat dicegah.

Perusahaan perkebunan skala menengah kecil diyakini sanggup menjalankan program ini. Dengan membiayai Rp2,5 juta per bulan tidak terlalu berat bagi perusahaan perkebunan skala kecilpun untuk melakukakannya.

Kriteria pertama Instiper untuk mahasiswa yang diterima dengan cara ini adalah berdasarkan wilayah. Hanya calon mahasiswa dari kecamatan yang bersangkutan yang diseleksi, setelah itu baru berdasarkan prestasi akademik. “Kalau akademik duluan maka anak-anak daerah kota saja yang bisa kuliah, kita ubah untuk pemerataan. Anak-anak ekonomi lemah di kecamatan tempat lokasi perkebunan berkesempatan untuk kuliah,” katanya.

Purwadi berharap cara Pemda Bungo ini bisa dijalankan pemerintah daerah lainnya. Hal ini bisa dilakukan bila bupati bersih dan tidak punya kepentingan, seperti Bupati Bungo yang masih muda dan punya visi ke depan.

Beasiswa tripartit yang melibatkan pemda, perusahaan perkebunan, Instiper dan masyarakat ini perlu diperluas. Kalau model ini diterapkan maka setiap tahun ada 100-200 mahasiwa yang mendapat beasiswa.

Tahun ini Instiper menerima 846 mahasiswa baru sehingga total jumlah mahasiwa menjadi 3476 orang. Penerima beasiswa mencapai 134 orang atau 15,6% dari total mahasiwa terdiri dari 10 bidik misi, 65 SMART, RAPP 33, Asian Agri 11, Citra Borneo Indah 3 dan 15 tripartit Bungo.

Baca Juga:  Perkebunan Turut Mendongkrak Produksi Pajale

Sekitar 60% mahasiswa memilih kuliah di Fakultas Pertanian dan sebagian besar mengambil jurusan agroteknologi Sarjana Perkebunan Kelapa Sawit. Harga CPO yang naik membuat minat anak-anak petani untuk kuliah di Instiper semakin besar. Mahasiswa yang masuk ke sini tujuannya sudah jelas yaitu ingin bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit.