Jakarta, mediaperkebunan.id – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Suharso Monoarfa mencanangkan Indonesia kembali jadi pemimpin global perkelapaan. Suharso menyampaikan hal tersebut pada peluncuran Peta Jalan Hilirisasi Kelapa 2024-2025.
“Dulu lebih banyak pohon kelapa daripada jumlah penduduk sekarang sebaliknya. Dulu pohon kelapa lebih banyak di Maluku, Sulawesi Utara sekarang lebih banyak di Jawa Timur, Riau dan Sumsel. Kita pernah jadi pemimpin global perkelapaan.
Peluncuran ini merupakan langkah kecil untuk mentransformasi perkelapaan nasional yang membawa Indonesia kembali jadi pemimpin. Setiap langkah besar selalu dari langkah-langkah kecil,” kata Suharso.
Kelapa sebagai pohon kehidupan menyediakan berbagai bagian yang dapat bergun sebagai bahan pangan, papan, obat-obatan serta pengungkit kesejahteraan bagi masyarakat.
Hilirisasi bertujuan untuk menjadikan kelapa sebagai motor penggerak perekonomian berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat daya saing Indonesia di masa depan.
Ubah cara pandang terhadap kelapa, BAPPENAS ingin jadikan katalis inovasi menuju masa depan berkelanjutan, bertransformasi dari produksi tradisional ke inovatif. Kelapa menjadi sumberdaya yang dapat mendorong masa depan berbasis inovasi, kemakmuran dan keberlanjutan. Terjadi lonjakan permintaan produk alternatif pengolahan kelapa menggunakan teknologi tinggi.
Impelementasi hubungan inovatif antara bioteknologi dengan industri kelapa yaitu kelapa sebagai sumber energi biomassa dan bioavtur; pengembangan bioselulosa berbasis nano dari nata de coco; pengembangan baterai listrik berbahan karbon aktif dari kelapa; pemanfaatan biopolimer dari kelapa untuk biocoating; potensi aplikasi polimer kelapa untuk perkakas,elektronik dan konstruksi; pengembangan trigliserida rantai menengah.
“Tantangan yang sering dihadapi adalah selalu kedodoran ketika menghadapi permintaan kontinu dan konsisten langsung terkapar. Pemda mulai programkan dan hidupkan kembali kebun kelapa rakyat, lakukan peremajaan dengan menghitung sedemikan rupa sehingga ketersediaannya kontinu,” katanya. Tantangan utama hilirisasi kelapa adalah di hulu yaitu praktik budidaya konvensional dan dampak perubahan iklim terhadap petani kelapa.
Solusinya adalah pertanian regeneratif memuliakan lahan dengan menerapkan GAP, polikultur, penggunaan sumber daya genomik dan bioteknik, pengembangan varietas baru kelapa.
Teknologi dan inovasi dengan memanfaatkan IoT, memperluas informasi dengan AI, menggabungkan big data analysis. Pentingnya kerjasama dan pengorganisasian petani dengan kerjasama antar petani, pedagang, pengepul dan industri; pengorganisasian petani kelapa; penggunaan sumberdaya genomik dan bioteknik; bimbingan petani muda.