2024, 5 Desember
Share berita:

Malang, mediaperkebunan.id – Direktur Ketersediaan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Indra Wijayanto, menyatakan dukungannya terhadap pelaksanaan National Sugar Summit 2024 yang berlangsung di Malang pada 4-5 Desember 2024. Menurutnya, acara tahunan ini sangat bermanfaat dalam mendorong terwujudnya swasembada gula, terutama untuk mengurangi ketergantungan pada impor.

“Saat ini, sekitar 30% produksi gula masih bergantung pada pasokan luar negeri. Dengan hasil diskusi di acara ini, saya berharap kita dapat menemukan solusi komprehensif guna mendukung program Presiden Prabowo untuk mencapai swasembada gula pada 2027. Target konsumsi gula nasional pada 2028 dan kebutuhan industri pada 2030 juga harus tercapai,” ujar Indra.

Ia menambahkan bahwa National Sugar Summit 2024 merupakan langkah penting dalam menyusun roadmap untuk mencapai swasembada gula. “Acara ini bisa menjadi jalan untuk menetapkan rencana minimal satu tahun ke depan, agar pada 2027 kita bisa mandiri dalam produksi gula,” imbuhnya.

Regulasi Bapanas dan Upaya Percepatan Swasembada

Dalam sambutannya mewakili Kepala Badan Pangan Nasional, Indra juga menjelaskan berbagai langkah regulasi yang telah diambil oleh pemerintah. Beberapa di antaranya adalah:

• Surat Edaran Bersama mengenai harga pembelian Gula Kristal Putih tahun 2022 hingga 2024, yang menetapkan HAP gula produsen sebesar Rp14.500 per kilogram, HAP konsumen Rp17.500 per kilogram, dan Rp18.500 per kilogram untuk wilayah Indonesia Timur.

• Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2023. “Regulasi ini bertujuan melindungi petani tebu dan mengendalikan inflasi, sekaligus meningkatkan produktivitas tebu dan rendemen. Selain itu, riset varietas unggul dan kemudahan akses sarana produksi juga menjadi fokus pemerintah,” kata Indra.

Target dan Komitmen Bersama

Ia menegaskan bahwa Perpres Nomor 40 Tahun 2023 memberikan arahan untuk meningkatkan produktivitas tebu hingga 93 ton per hektar, menambah luas perkebunan hingga 700.000 hektar, serta meningkatkan rendemen gula menjadi 11,2%.

Baca Juga:  2020, Komoditas Minyak Emas Diprediksi Masih Gemilang

“Kami meminta dukungan penuh dari seluruh pihak untuk bersama-sama mencapai swasembada gula. Ini adalah pekerjaan rumah bersama demi kesejahteraan petani tebu dan ketahanan pangan nasional,” pungkas Indra.

Acara ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju swasembada gula pada tahun 2027 dan seterusnya.