2017, 15 September
Share berita:

Dari 3,6 juta ha kelapa di Indonesia sebagian besar kondisinya belum optimal dengan tingkat produktivitas masih dibawah 1 ton padahal varietas unggul yang ada bisa mencapai 2-3 ton. Masih ada potensi besar yang bisa ditingkatkan. Dirjen Perkebunan, Bambang, menyatakan hal ini pada diskusi nasional Mengembalikan Kejayaan Kelapa yang diselenggarakan Media Perkebunan/Perkebunanews.com.

Sebagian besar petani belum mampu memelihara pohon kelapanya dengan baik sehingga produksinya dibawah standar. Upaya meningkatkan produksi bisa dilakukan dengan intensifikasi. Sedang di beberapa lokasi kebunnya sudah tua sehingga perlu dilakukan peremajaan.

Pengembangan kelapa bisa juga dilakukan dengan dijadikan tanaman penaung kakao. Luas kakao mencapai 1,7 juta ha dan sebagian besar tanpa penaung. Tanaman kelapa bisa ditanam disela kakao karena tumbuh tinggi dengan cepat bisa segera menjadi tanaman penaung.

“Bila 500.000 ha saja tanaman kakao dibuatkan penaung kelapa maka akan ada tambahan luas kelapa yang cukup significant tanpa perlu membuka lahan baru. Demikian juga pada kopi, ada 1,3 juta ha kebun kopi yang sebagian besar belum dinaungi. Saya sudah kelilingi kebun kopi di Sumut, Lampung dan banyak yang belum dinaungi. Bila 1 ha ada 50 pohon maka tambahan populasi kelapa naik significant menggantikan penurunan yang selama ini terjadi,” katanya.

Saat ini ada ceruk pasar baru bagi kelapa segara yaitu diekspor, dan setiap tahun semakin meningkat. Masalahnya kondisi ini membuat industri pengolahan kelapa di dalam negeri kekurangan bahan baku.

Sikap pemerintah adalah ekspor tetap harus dipertahankan karena bisa membuka pasar ekspor juga butuh perjuangan. Tetapi disisi lain industri dalam negeri juga kebutuhannya harus bisa dipenuhi. Caranya dengan meningkakan produksi, juga sinergitas antara petani dan industri.

Baca Juga:  PENGENDALIAN OPT TEBU, DITJENBUN FOKUS PADA URET

Usulan untuk mengenakan bea keluar ekspor kelapa segar bisa saja dipertimbangkan oleh pemerintah. “Syaratnya semua penerimaan bea keluar ini harus dikembalikan pada upaya mengembalikan kejayaan kelapa Indonesia,” katanya. Penguatan pasar kelapa dan peningkatan industri hilir kelapa harus bisa mensejahterakan petani.
.