Berbagai cara terus dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan produktivitas, diantaranya yaitu Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) menggandeng Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Indonesia saat ini baru menjadi pemilik kebun kelapa sawit terluas di dunia,tetapi belum menjadi penghasil produktivvitas tertinggi. ”Karena itu Balitbangtan bekerjasama dengan BPDPKS menandatangani MoU untuk meningkatkan produktivitas sawit,” kata Kepala Balitbangtan Muhamad Syakir.
Selain itu, lanjut Syakir, Balitbangtan bekerjasama dengan beberapa perusahaan swasta akan melakukan penelitian meningkatkan efisiensi kelapa sawit. Sedang untuk petani kelapa sawit Balitbang melakukan pendampingan lewat 34 BPTP (Balai Penerapan Teknologi Pertanian) yang tersebar di 34 propinsi.
Balitbangtan juga saat ini sedang mengembangkan varietas unggul kelapa sawit yang produktivitasnya tinggi. Karena kelapa sawit sebagian besar di tanam di lahan suboptimal maka untuk meningkatkan kesuburan tanah menggunakan dua produk Balitbang yaitu pupuk hayati Agrofit dan Biodekomposer AgroDeko 1
Sedang AgroDekol 1adalah biodekomposer yang berperan mempercepat dekomposisi bahan organik dari sisa-sisa tanaman menjadi kompos sehingga dapat menyediakan unsur hara, memperbaiki struktur tanah , meningkatkan kemampuan memegang air serta meningkatkan aktivitas biologi tanah. Lalu, Agrofit merupakan pupuk hayati berbasis mikroba yang berfungsi meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanah.
“Melalui penggunaan dua produk ini maka penggunaan pupuk kimia yang merupakan komponen biaya terbesar pada kelapa sawit bisa dikurangi sampai 40% dan produktivitas naik 20%,” pungkas Syakir. S