Jakarta, Mediaperkebunan.id – Program mandatori biodiesel 40 persen (B-40) berbasis kelapa sawit dinilai mampu menopang ketahanan energi nasional. Terutama untuk pengembangan energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) dalam program Astacita yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Program mandatori B40 itu, kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam keterangan resmi yang diperoleh Mediaperkebunan.id, Kamis (6/3/2025), juga menjadi salah satu bagian ketahanan energi nasisonal. Hal tersebut, sambung Bahlil Lahadalia, ternyata mampu membuat kinerja Kementerian ESDM melampaui target dari yang diberikan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Sebagai informasi, program mandatori biodiesel telah dimulai sejak era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan semakin massif digerakkan di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan kemudian semakin diperkuat oleh Presiden Prabowo Subianto.
Bahlil Lahadalia. Ketua Umum DPP Partai Golongan Karya (Golkar) ini bilang selama 2024, realisasi investasi sektor ESDM mencapai USD 32,3 miliar. Secara tahunan atau year on year (yoy) meningkat dibandingkan dengan tahun 2023 yang tercatat sebesar USD 29,9 miliar.
Berdasarkan angka tersebut, Bahlil Lahadalia menguraikan kalau investasi untuk subsektor migas ternyata masih menjadi yang terbesar dengan nilai USD 17,5 miliar. Kemudian, kata dia menambahkan, diikuti oleh investasi di subsektor mineral dan batubara (minerba) sebesar USD 7,7 miliar, ketenagalistrikan sebesar USD 5,3 miliar, dan berikutnya adalah investasi di subsektor EBTKE sebesar USD 1,8 miliar.
Sepanjang 2024, Bahlil Lahadalia menyebutkan, kinerja positif dicatatkan seperti realisasi investasi sektor ESDM, penerimaan nasional bukan pajak (PNBP), lifting minyak dan gas bumi (migas).
Berikutnya, tutur Bahlil Lahadalia lagi, peningkatan pemanfaatan gas dan batubara domestik, penurunan emisi sektor energi, hingga peningkatan produksi biodiesel berbasis kelapa sawit. Sementara itu, lanjut Bahlil Lahadalia, PNBP sektor ESDM melampaui target hingga 115 persen, dengan realisasi mencapai Rp 269,5 triliun dari target sebesar Rp 234,2 triliun.
“Terdiri dari migas sebesar Rp 110,9 triliun, minerba Rp 140,5 triliun, EBTKE Rp 2,8 triliun, dan lainnya Rp 15,4 triliun. Ini terjadi penurunan PNBP di sektor minerba,” urai Bahlil Lahadalia
“Kenapa? Karena harga global lagi turun! Tapi kita bersyukur, meski harga komoditas minerba lagi turun, namun target PNBP dari sektor ini masih bisa tumbuh, yang tadinya (target) Rp 113 triliun menjadi Rp 140,5 triliun,” tegas Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia.