Medan, Mediaperkebunan.id
Realisasi ekspor crumb rubber Sumut pada bulan September dibanding Agustus 2020 terjadi penurunan 10,8% dari 38.182 ton menjadi 34.351 ton. Dibandingkan volume tahun sebelumnya (Year on Year) juga masih mengalami penurunan sebesar 10,8% menjadi 275.249 ton dibandingkan periode yang sama pada Januari- September 2019 sebesar 308.847 ton. Edy Irwansyah, Sekretaris Eksekutif GAPKINDO Sumut menyatakan hal ini, Minggu (31/10).
Total volume penjualan crumb rubber Sumut dalam bulan September sebesar 37.868 ton, sebesar 91% diekpor dan sisanya 9% dijual secara lokal. Volume penjualan ini menurun 10,04% dibandingkan bulan Agustus sebesar 38,182 ton.
Penurunan volume ekspor pada September penyebab utamanya adalah keterbatasan bahan baku. Keadaan ini mengakibatkan buyer panik. Kepanikan buyer memicu peningkatan harga di pasar global. Keterbatasan pasokan bahan baku ini karena gangguan hujan hampir di semua sentra produksi karet.
Jepang kembali menjadi tujuan ekspor utama karet Sumatera Utara setelah Juni-Agustus didominasi China. Volume ekspor ke Jepang untuk pengapalan bulan September sebesar 6.401 ton atau 18,64% dari total volume eskpor September sebesar 34.351 ton.
Pada September 2020, karet SUMUT diekspor ke 36 negara. Sebanyak 6 negara tujuan utama berikut ini mencapai 70,83%, yakni (1) Jepang (18,64%), (2) USA (12,48%), (3) China (12,05%), (4) India (11,0%), (5) Turki (9,28%), (6) Brazil (7,38%).
Harga TSR20 di bursa Singapura (SGX) pada 30 Oktober untuk kontrak Nopember sebesar USD cent 156,9 atau meningkat USD cent 16,32 dibandingkan harga rata-rata September sebesar USD cent 136.05 . Sejalan dengan itu harga di tingkat petani juga sudah mengalami peningkatan.