2016, 14 Juni
Share berita:

Indonesia memamng memiliki luas lahan pertanian yang cukup besar, tapi sangat sayangkan saat ini sumber daya manusia (SDM) yang konsen atau terjun ke pertanian terus menyusut.

Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPP-SDM-P) Kementerian Pertanian Pending Dadih Permana mengakui bahwa saat ini pemuda yang terjun ke industri pertanian semakin berkurang. Hal ini lantaran di masyarakat masih terdapat pemikiran bahwa bekerja di pertanian kurang menjanjikan.

“Jadi jika kondisi ini dibiarkan maka kedepan akan mengalami kris SDM pertanian termasuk di perkebunan,” risau Pending.

Melihat hal ini, Pending berupaya untuk menciptakan minat kepada generai muda terhadap sektor pertanian. diantaranya dengan memasukan teknologi ke pertanian. Sebab dengan memasukan teknologi ke pertanian maka diharapkan bisa menyedot kawula muda untuk terjun ke sektor pertanian. Jika tidak begitu maka Indonesia ke depan menghadapi ancaman kehilangan petani akibat rendahnya minat generasi muda terhadap usaha di sektor pertanian.

Namun, jika ditelaah lebih mendalam, rendahnya minat kawula muda untuk terjun ke sektor pertanian diduga ada negara luar yang tidak menginginkan Indonesia memjadi negara yang kuat di sektor pertanian.

Hal ini karena jika Indonesia hanya memiliki luas areal saja tapi tidak didukung oleh SDM bukan tidak mungkin luas areal akan tergerus atau diisi oleh SDM luar, sementara masayarakat hanya menjadi penonton karena tidak terlibat didalamnya.

Contoh, perkebunan kelapa sawit. saat ini luasnya telah mencapai lebih dari 10 juta hektare, jika tidak ada masyarakat yang mau terjun ke industri kelapa sawit maka otomatis akan diisi oleh SDM dari luar. Padahal industri kelapa sawit saat ini terus berkembang karena permintaan akan turunan dari crude palm oil (CPO) terus bertambah baik dari dalam ataupun luar.

Baca Juga:  Dukungan Pemda Penting bagi Industri Sawit

“Hal yang ditakutkan oleh negara luar yaitu jika generasi muda kuat, ini menjadi kekuatan yang massif bagi pertanian Indonesia,” tegas Pending.

Menciptakan Wirausahawan Muda
Melihat hal itu, Pending berencana, agar SDM pertanian tidak tergerus maka sektor pertanian harus dilakukan dengan perencanaan yang intensif tidak dibiarkan berjalan begitu saja. Pihaknya pun pada tahun 2016 mengembangkan program Penumbuhan Wirausahawan Muda di Bidang Pertanian guna meningkatkan minat generasi muda terhadap sektor pertanian.

Tujuannya, untuk menumbuhkan ide-ide kratif kawula muda dalam menciptakan produk hilirisasi pertanian. Bahkan dengan menciptakan hilirisasi lebih tinggi maka akan mendongkrak harga komoditas pertanian. Sebab dengan meningkatkan produk hilirisasi maka kebutuhan dalam negeri akan meningkat dan ini memacu untuk peningkatan suplai atau bahan baku, dalam hal ini komoditas pertanian.

“Jadi agar tercipta jiwa wirausaha perlu dilakukan pembekalan mental wirausaha, membuka kesempatan berwirausaha seluas-luasnya dan membantu mempermudah akses terhadap aspek pendukung dalam usahanya,” tutur Pending.

Melalui program tersebut, Pending telah menyiapkan modal sebesar Rp 35 juta untuk modal awal program pemrbedayaan anak muda di sektor pertanian. Tujuannya kelompok-kelompok wirausaha muda ini akan kita menghubungkan dengan lembaga pemberdayaan usaha yang lain.

Agar program tersebut bisa mendongkrak kualitas ataupun kuantitas SDM pertanian maka terdapat 14 perguruan tinggi yang terlibat untuk mendukung program Penumbuhan Wirausahawan Muda di Bidang Pertanian tersebut.

“Jadi saat ini ada sebanyak 2.000 mahasiswa siap dilibatkan dalam program tersebut atau sekitar 500 kelompok jika setiap kelompoknya beranggotakan dua hingga tiga orang. Kelompok-kelompok wirausahawan muda ini nantinya diarahkan mengembangkan usaha dari hulu hingga hilir dan saling terkait satu kelompok dengan kelompok lainnya, bukan justru bersaing atau saling mematikan,” terang Pending.

Baca Juga:  Kopi Indonesia Dicintai Penggiat Media Sosial Ukraina

“Maka dengan masuknya generasi muda yang cerdas dan modern ke bidang pertanian, maka bidang pertanian di Indonesia akan terus berkembang dan menjadikan Indonesia swasembada pangan. Hal ini mengingat Indonesia masih mengimpor sejumlah komoditas pertanian untuk kebutuhan dalam negeri,” harap Pending. YIN