2020, 10 Juni
Share berita:

JAKARTA, Mediaperkebunan.id – PT Astra Agro Lestari Tbk (Astra Agro) mencatatkan kinerja operasional dan finansial yang positif. Kegiatan operasional di kebun dan pabrik kelapa sawit berjalan normal dengan menerapkan protokol covid-19 yang ketat. Sementara itu, bagi para karyawan di head office, sejak Maret hingga awal Juni 2020, telah melaksanakan WFH (work from home).

“Kami sudah merintis program digitalisasi sejak tiga tahun lalu, sehingga bukan hal yang sulit untuk menjalankan operasional kebun di tengah pandemik seperti saat ini,” ujar Presiden Direktur Astra Agro Lestari Santosa dalam keterangan persnya usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Rabu (10/6) yang dilaksanakan secara live streaming.

“Kinerja yang positif pada kuartal I tahun 2020 merupakan bukti dari operational excellence dan cost efficiency yang sudah dijalankan di Astra Agro,” kata Santosa.

Penyelenggaraan RUPST dengan live streaming ini dalam rangka menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemik covid-19.

Sejak tahun 2017, Astra Agro telah mengembangkan inovasi digital untuk mengontrol operasional secara online dengan mengaplikasikan digitalisasi dalam proses perawatan, panen, absensi berbasis digital dan analisis data.

Sementara itu, menghindari penumpukan antrian penerimaan buah luar, Astra Agro telah menerapkan boarding system di setiap pabrik kelapa sawit. Dalam hal penjualan, sistem tender bagi pembeli juga dilakukan melalui aplikasi. Sehingga, protokol covid-19 dapat dilaksanakan dengan maksimal baik di head office maupun di operasional kebun.

Santosa mengatakan, turunnya harga CPO sepanjang tahun 2019 mempengaruhi kinerja perusahaan. “Pendapatan Astra Agro pada periode tahun 2019 turun 8,5% dari Rp 19,08 triliun menjadi Rp 17,45 triliun. Laba bersih Astra Agro pada tahun 2019 sebesar Rp 211 milyar,” ungkapnya.

Baca Juga:  Di Kalimantan Tengah, Minamas Plantation Latih Masyarakat Cegah Karhutla

Berdasarkan hasil RUPST, pemegang saham menyetujui penggunaan 45% laba bersih Perseroan sebagai dividen. Atau sebesar Rp 49,- per saham dibagikan sebagai dividen tunai. “Sisa laba bersih dibukukan sebagai laba ditahan Perseroan,” tutur Santosa. (YR)