Sintang, Mediaperkebunan.id
ASPEKPIR (Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR) dibantu GAPKI Kalbar menginisiasi dan membuat unit percontohan kebun edukasi Komunitas Petani Milenial Sintang (KOMPAS). Tujuan pembuatan kebun ini membangun ketahanan pangan sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat desa , memadukan pertanian dengan sektor ekonomi kreatif.
Peresmian kebun edukasi ini dilakukan tanggal 10 Desember 2020 bersamaan dengan peringatan Hari Perkebunan ke 63, ditandai dengan pembukaan plang nama KOMPAS dan penanaman pohon buah langka di Desa Kunyai Kecamatan Sungai Tebelian Kabupaten Sintang. Dalam acara itu Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI) Cabang Kalimantan Barat, Purwati Munawir menyerahkan bantuan perangkat sound system mobile dan 1 set peralatan pendukung protokol kesehatan.
Turut hadir dalam peresmian ini adalah Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR (Aspekpir) Kalimantan Barat, Ketua Harian Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Sintang Rijani, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Kalimantan Barat, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang Elisa Gultom dan Rektor Universitas Kapuas (UNKA)Sintang Dr. Antonius.
Menurut Juwita, Anggota Bidang Pengembangan dan SDM DPP ASPEKPIR/Dewan Pengawas ASPEKPIR Kalbar, dibangunnya kebun edukasi menjadi tempat pelatihan generasi muda tani yang merupakan putra putri petani sawit agar mampu menjadi penyangga ekonomi rumah tangga, khususnya yang akan replanting. Mereka dididik dan dilatih untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan pangan dan pekarangan.
“Kebun edukasi itu nantinya akan ditumbuhkan di pemukiman pemukiman sawit untuk menopang keberlanjutan usaha kelapa sawit ketika replanting dilakukan,” kata Juwita.
ASPEKPIR bekerjasama dengan GAPKI juga nantinya akan memagangkan putra putri petani sawit yg terhimpun dalam kelembagaan petani milenial ke perusahaan perusahaan. Hasilnya diharapkan lahirnya SDM profesional yang mampu membuka lapangan pekerjaan.
Ketua GAPKI Kalbar, Purwati mengaku bangga akan keberadaan KOMPAS yang peduli akan pertanian di Kabupaten Sintang. “Ini terobosan baru yang patut di dukung semua pihak dalam memajukan pertanian di daerah ini,”katanya.
Ketua Komunitas Petani Milenial Sintang (KOMPAS) Zulkarnaen Jais, S.P mengatakan bukan hal mudah untuk mengubah mindset anak-anak muda zaman sekarang agar mau menjadi seorang petani. Bagi sebagian besar generasi muda saat
ini, menjadi seorang petani bukanlah pilihan pekerjaan yang tepat dan membanggakan.
“Pemuda Sintang sudah saatnya menyatukan kebersamaan untuk membangun dan memajukan sektor pertanian. Pemuda sebagai generasi masa depan harus memikirkan keberlanjutan pertanian,” kata Zulkarnain.
Menurutnya petani muda merupakan generasi yang amat potensial, energik, dan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam masyarakat. Baik dari aspek produktivitas maupun kuantitasnya sehingga keberadaannya dalam suatu komunitas masyarakat tani tidak dapat diabaikan dan dipandang sebelah mata.
“Petani muda perlu dibina untuk meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan dan kemampuan manajerialnya. Hal ini dilakukan dengan harapan kelak menjadi petani muda yang profesional, berorientasi pasar, serta meningkatkan kesadaran untuk menjadi agropreneur,”,ujar alumni Institut Pertanian STIPER Yogyakarta ini.
Kebun edukasi ini akan menjadi tempat saling membagikan ilmu kepada para petani dalam menciptakan petani milenial di bumi Senentang . “Kami selalu medorong para petani-petani muda bergabung di KOMPAS untuk menjadi petani yang keberlanjutan supaya ketahanan pangan ke depannya tetap terjamin untuk meningkatkan ekonomi dimasa pandemik covid-19,”jelasnya.
Rektor Universitas Kapuas Sintang Dr. Antonius menyambut baik terobosan yang dilakukan KOMPAS dalam mengembangkan sektor pertanian yang nantinya akan berpengaruh terhadap pengembangan dan kemajuan pertanian di Kabupaten Sintang.
“Pemuda tidak seharusnya hanya ditempatkan sebagai penerima manfaat dari suatu pembangunan di sektor pertanian. Namun, harus terlibat dan berperan aktif sebagai pengendali dan penentu dalam proses pengambilan keputusan ,”jelas Anton.
Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Sepauk, Poeryanto, M.Pd mengucapkan terimakasih kepada ASPEKPIR, GAPKI, HKTI dan KOMPAS yang telah mendidik dan membina para siswanya selama tiga bulan mengikuti praktek kerja industri di kebun edukasi ini. “Hasil prakerin kebun edukasi ini yang terbaik di bandingkan di tempat lain. Semoga kedepan bisa menerima siswa didik untuk praktek dengan jumlah lebih banyak lagi,”harapnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Elisa Gultom mendukung penuh terobosan yang dilakukan KOMPAS dalam membina generasi milenial terhadap perkambangan pertanian di Kabupaten Sintang.”Dinas Pertanian dan Perkebunan tidak bisa berdiri sendiri meskipun sudah memiliki Penyuluh Pertanian. Tentunya keberadaan KOMPAS dapat membantu untuk
memperkenalkan serta menjual produk-produk yang dihasilkan,”pungkasnya