Pengelolaan perkebunan kelapa sawit tidak lepas dari tantangan yang melibatkan berbagai aspek, baik teknis maupun non-teknis.
Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia, memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan nasional dan penyediaan lapangan kerja.
Aspek teknis mencakup berbagai kegiatan yang berkaitan langsung dengan budidaya tanaman, mulai dari pemilihan lahan hingga teknik pemanenan yang tepat. Di sisi lain, aspek non-teknis mencakup faktor-faktor sosial, ekonomi, dan regulasi yang turut mempengaruhi keberlanjutan industri ini.
Aspek Teknis
Di kutip dari Jurnal IPB berjudul “Kelapa Sawit: Prospek Pengembangan dan Peningkatan Produktivitas” berikut aspek teknisnya:
Pengelolaan Lahan dan Tanaman:
Aspek ini mencakup teknik budidaya seperti pemilihan bibit unggul, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta manajemen irigasi. Pengelolaan yang baik akan memaksimalkan produktivitas dan kesehatan tanaman kelapa sawit​
Efisiensi Teknis:
Ini merujuk pada optimalisasi penggunaan sumber daya, seperti tenaga kerja dan teknologi, untuk meningkatkan hasil produksi. Studi di Indonesia menunjukkan adanya kesenjangan teknologi di antara perkebunan rakyat yang perlu diatasi untuk meningkatkan efisiensi teknis.​
Aspek Non Teknis
Kebijakan dan Regulasi: Regulasi pemerintah, seperti kewajiban sertifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil), berperan penting dalam memastikan bahwa di kelola secara berkelanjutan dan mematuhi standar lingkungan dan sosial​.
Aspek Sosial dan Ekonomi: Interaksi antara perusahaan perkebunan dengan masyarakat sekitar, termasuk program kemitraan dengan petani kecil, adalah bagian penting dari aspek non-teknis. Perusahaan juga di dorong untuk berperan aktif dalam pembangunan desa dan mendukung ekonomi lokal​.
Dengan mengelola baik aspek teknis maupun non-teknis secara efektif, di harapkan perkebunan kelapa sawit di Indonesia dapat terus berkembang tanpa mengabaikan tanggung jawab sosial dan lingkungan.