Thailand – Pertemuan Pertemuan Tahunan RSPO ke 17 tahun ini di Bangkok, Thailand menjadi tonggak sejarah bagi Asosiasi Petani Kelapa Sawit Mandiri dari Pangkalan Bun Kalimantan Tengah. Dalam pertemuan ini, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Mandiri menerima sertifikasi pertama kali RSPO langsung dari CEO RSPO, Mr. Datuk Darrel Wabber yang diterima oleh YB. Zainanto Hari Widodo, grup manajer asosiasi.
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Mandiri berdiri tahun 2019, dan mulai bulan Maret 2019 mengupayakan untuk mengikuti program RSPO dengan pendamping dari PT. Sawit Sumber Mas Sarana. Asosiasi beranggotakan 340 anggota petani swadaya dari dua desa yaitu Desa Sungai Rangit Jaya dan Desa Kadipi Atas di kecamatan Pangkalan Lada Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah. Luas lahan yang diajukan untuk mendapatkan sertifikasi yaitu 710,54 hektar. Program yang akan dilakukan oleh asosiasi setelah mendapat sertifikasi ini yaitu mendorong petani swadaya yang lain di dua desa tersebut untuk bergabung menjadi anggota asosiasi dan mengikuti program RSPO pada tahun 2020. Target penambahan anggota baru sebanyak 1.000 hektar lahan petani swadaya pada surveilance ke 2 tahun 2020 ini.
Dengan adanya sertifikasi ini, menjadi tantangan untuk asosiasi di dalam membangkitkan semangat anggota untuk menerapkan prinsip dan kriteria RSPO khususnya di dalam melaksanakan praktek perkebunan terbaik (GAP) serta kesadaran petani swadaya untuk melaksanakan dokumentasi dan pencatatan administrasi. Dua hal tersebut menjadi tantangan petani swadaya di dalam mengikuti program RSPO.
Selain itu, penjualan sertifikasi RSPO ini, direncanakan selain untuk biaya menambah anggota baru juga akan dikembalikan kepada anggota dalam bentuk subsidi pupuk untuk kebun-kebun petani swadaya sehingga petani dapat merasakan keuntungan secara finansial. Selain itu keuntungan mengikuti RSPO adalah perubahan pola pengerjaan kebun petani swadaya menjadi kebun kelapa sawit yang telah melaksanakan prinsip dan kriteria RSPO sehingga hasil kebun petani swadaya akan meningkat. YIN