2024, 22 Maret
Share berita:

JAKARTA, mediaperkebunan.id  – Tiga asosiasi hilir industri sawit menyakini Presiden terpilih dapat menguatkan kebijakan hilirisasi industri sawit dapat terus berjalan dan memberikan nilai tambah kepada perekonomian Indonesia. Ketiga asosiasi itu masing-masing GIMNI (Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia), APROBI (Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia), dan APOLIN (Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia).

“Saya yakin Prabowo-Gibran sangat berkomitmen dalam program hilirisasi sawit. Ke depan, Indonesia berpeluang menjadi Raja Green Fuel di dunia,” kata Direktur Eksekutif GIMNI Sahat Sinaga di Jakarta, Kamis (21/3/2024).

Seperti diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang Pilpres 2024 dengan perolehan 96.214.691 suara atau 58,6 persen.

Sahat sangat optimis hilirisasi sawit semakin kuat karena visi misi keduanya melanjutkan program yang sudah berjalan. ”Ketika berbicara dengan timses nomor 02, mereka sampaikan akan melanjutkan, tetapi melanjutkan dengan berbagai improvement,” ujar lulusan ITB Teknik Kimia ini.

Sahat juga mengusulkan meminta Prabowo-Gibran agar membentuk Badan Sawit Indonesia. Karena komoditas penghasil devisa utama ini melibatkan 17 kementerian/lembaga pemerintah yang mengurusi sawit.

”Ibaratnya dampak dari 17 kementerian ini lego jangkar sehingga kapal ini tidak bergerak. Makanya dibutuhkan badan khusus sawit ini supaya bisa cepat bergerak dan menghilangkan tumpang tindih regulasi,” jelas Sahat.

Sementara itu, APROBI berharap kepada presiden dan wakil presiden Indonesia yang baru untuk mendukung terus program biodiesel sebagai bagian transisi energi terbarukan. Dengan pemerintahan yang baru nanti diharapkan regulasi program biodiesel bisa lebih solid dan tidak menimbulkan multitafsir.

“Untuk tahun ini dan tahun-tahun mendatang, kami berharap nanti regulasi untuk semua Kepmen bisa lebih form dan solid agar tidak terjadi interpretasi yang berbeda-beda. Kami juga 2,5 tahun ini terus diperiksa Kejaksaan Agung,” ujar Sekjen APROBI Ernest Gunawan.

Baca Juga:  Perlu Road Map untuk Percepatan Sertifikasi ISPO bagi Pekebun

Ernest percaya jika Prabowo-Gibran bisa membuat investor biofuel Indonesia lebih tenang ke depannya dalam investasi. Karena hanya Prabowo-Gibran yang menyatakan komitmennya terus meningkatkan program biodiesel.

“Kita berharap dengan adanya wakil presiden muda juga, Gibran, nanti ke depannya peraturan-peraturan baik bagi pengusaha. Yang pasti mendukung apapun, kita akan mensuport dan berharap peraturan lebih save bagi kami investor,” ucap Ernest.

Lebih lanjut, Ernest menyebut pihaknya sedang menunggu arahan dari pemerintah terkait penerapan B40. Pemerintah Indonesia masih mempertimbangkan penerapan biodiesel 40 persen atau B40, menyusul dari sebelumnya B35.

Sedangkan, Sekjen APOLIN Rapolo Hutabarat mengharapkan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu  (HGBT) kepada tujuh sektor industri termasuk oleokimia terus dilanjutkan. Kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) sebesar US$6 per MMBTU yang diberlakukan Pemerintah sejak 2020.

Pasalnya kebijakan ini memberikan nilai tambah kepada pelaku industri dari aspek investasi, ekspor, pendapatan pajak dan pembangunan daerah.

Dampak dari kebijakan HGBT bagi sektor oleokimia adalah realisasi pajak mencapai Rp2,2 triliun pada 2021 dan Rp2,9 triliun pada 2022. Begitu pula realisasi investasi sebesar Rp1,76 triliun pada 2021 dan Rp 2,3 triliun pada 2022. “Kami harapkan kebijakan HGBT ini dilanjutkan dalam 5-10 tahun berikutnya,” ujar Rapolo.

Ketiga asosiasi hilir sawit ini bersama Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) kembali menjalin kerjasama untuk mendistribusikan bantuan kepada sejumlah yayasan dan lembaga sosial sebagai upaya menunjukkan kontribusi sawit bagi masyarakat di sekitar Jabodetabek. (*)