Jakarta, mediaperkebunan.id- Head of Partnership Asian Agri, Rudy Rismanto mengatakan, tahun ini perusahaan telah melakukan peremajaan sawit (replanting) petani seluas 2.390 hektare (ha) di Kabupaten Buatan dan Ukui. Targetnya 2021 kebun sawit petani mitra yang bakal di replanting seluas 1.830 ha di Buatan Ukui dan Jambi.
Berdiri sejak tahun 1979, Asian Agri saat ini telah berkembang menjadi salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar di Asia yang mengelola perkebunan kelapa sawit seluas 100.000 hektar di Sumatera Utara, Riau dan Jambi.
“Bisnis kami meliputi pembibitan, penanaman, hingga pengolahan tandan buah segar (TBS) untuk menghasilkan minyak sawit berkelanjutan di pabrik yang berteknologi tinggi dan ramah lingkungan,” ungkap Rudy pada acara bincang bersama petani sukses binaan Asian Agri melalui virtual.
Menurut Rudy, melalui kebijakan keberlanjutan perusahaan, Asian Agri senantiasa berkomitmen dalam menerapkan praktik terbaik.
“Masih banyak petani lainnya yang akan mengikuti replanting dalam program kemitraan bersama Asian Agri,” jelas Rudy.
Fasilitator madya SKE.MK Provinsi Riau, H Logo Siregar mengatakan bahwa kemitraan merupakan salah satu hal terpenting dalam upaya mereplanting kebun sawit.
Menurut Siregar, kemitraan antara petani dan Asian Agri memberikan banyak hal yang luar biasa kepada petani kelapa sawit karena konsep kemitraan membawa kesuksesan dan kesejahteraan petani.
“Saya bertemu dengan petani baik yang masih berjalan pada konsep kemitraan maupun yang tidak lagi berada di konsep kemitraan. Saya melihat di lapangan kawan kawan yang keluar dari konsep kemitraan mampu menanam apalagi dalam fase kedua. Tapi dalam perawatannya mereka menemui kesulitan. Apalagi saat tanaman terserang hama. Marilah kita kembali pada konsep kemitraan untuk meraih kesuksesan dan kesejahteraan petani,” terang Siregar.
Sementara itu, petani sawit Plasma di Ketua KUD Tulus Rahayu, Pawito Saring mengatakan bahwa replanting pasti datang. Untuk itu program kemitraan sangat membantu petani melakukan replanting.
“Apalagi saat ini bibit sawitnya unggul buatan pang Ang Boom Beng dan mampu memproyeksikan hasil panen yang meningkat dari sebelumnya. Proyeksi tahun ini Hingga September petani tulus Rahayu sudah menghasilkan 16.88 ton per ha. Kami optimis menghasilkan 25 ton per ha akan tercapai,” terang Pawito.
Antonius Tulus petani Ketua KUD Bina Usaha Baru mengatakan bahwa luas kebun sawit KUD Bina Usaha Baru seluas 616 ha. 472 ha diantaranya sudah ikut program kemitraan dengan Asian Agri.
“Kami sudah 33 tahun bermitra dengan Asian Agri. Dimulai dari orangtua orangtua kita dahulu. Hingga mulai replanting pada 2016 lalu. Motivasi kami bermitra dengan Asian agri adalah meningkatkan kesejahteraan kami para petani sawit,” kata Tulus. (YIN)