Aren (Arenga pinnata MERR) akhir-akhir ini cukup populer. Trend kopi kekinian anak muda banyak menggunakan kopi dengan gula aren. Pandemi Covid 19 tidak membuat popularitas aren turun, saat ini banyak minuman kemasan jahe dan gula aren diminati masyarakat. Masyarakat juga banyak merebus jahe dan airnya diminum dengan gula aren.
Tanaman ini dibina oleh dua kementerian, yaitu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk aren yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Kementan untuk budidayanya. “Aren bukan komoditas prioritas Ditjen Perkebunan sehingga pengembangannya menggunakan APBD setempat,” kata Unggul Ametung, Kasubdit Kelapa, Dirat Tanaman Tahunan dan Penyegar, Ditjenbun.
Meskipun demikian pada tahun 2015 Ditjenbun membantu dengan APBN penanaman aren di DAS 11 provinsi. Sentra produksi aren adalah Pandeglang, Lebak (Banten); Sukabumi (Jabar), Kab Semarang (Jateng), Kutai Kertanegara (Kaltim), Manado dan Tomohon (Sulut) dan beberapa daerah lainnya. Petani yang mendapat bantuan merupakan kelompok petani hutan.
Aren terutama diambil niranya untuk dijadikan gula aren. Petani biasanya menyadap aren pagi dan sore dan hasilnya adalah 16 liter. Tetapi varietas aren genjah Kutim mampu menghasilkan 32 liter. Nilai ekonomi gula aren ini cukup tinggi sehingga petani yang menghasilkan gula aren pada umumnya sejahtera.
Aren juga digunakan diambil buahnya yaitu kolang-kaling yang permintaannya meningkat pada waktu Ramadhan dan Idul Fitri untuk dimasak sebagai kolak. Di Sulut niranya difermentasi menjadi ciu yaitu miras lokal yang kandungan alkoholnya tinggi, apalagi kalau disimpan 1-2 tahun. Pemda setempat membuat berbagai program agar penggunaan nira aren untuk miras ini semakin berkurang.
Data Balai Penelitian Palma menunjukkan Aren termasuk jenis tanaman palma yang serbaguna dan tersebar pada hampir seluruh wilayah Indonesia. Tumbuh pada ketinggian 0-1500 meter di atas permukaan laut. Aren juga dapat dibudidayakan sebagai tanaman sela dan reboisasi untuk konservasi lahan, tanpa menimbulkan persaingan dengan tanaman pangan lainnya.
saat ini ada 3 varietas lokal unggul aren yaitu Aren Smulen ST 1 Bengkulu, Aren Parasi Lebak, Banten dan Aren Genjah Kutim, Kutai Kartanegara Kaltim.
Estimasi data menunjukkkan areal tanaman aren di seluruh Indonesia mencapai 60.482 ha dengan produksi gula aren 30.376 ton/tahun. Areal terdapat di Jawa Barat yaitu 13.135 ha dengan produksi gula 6.686 ton/tahun, Papua 10.000 ha dengan produksi gula 2.000 ton/tahun, Sulawesi Selatan 7.293 ha dengan produksi gula 3,174 ton/tahun, dan Sulawesi Utara 6.000 ha dengan produksi gula 3.000 ton/ha.
Tanaman aren memiliki daya adaptasi yang baik terhadap berbagai kondisi lahan dan agroklimat, dan toleransi tinggi dalam pola tanam campuran, termasuk dengan tanaman berkayu, serta cepat tumbuh karena memiliki akar banyak dan tajuk lebat. Oleh karena tanaman ini, sangat cocok untuk dikembangkan pada lahan-lahan marginal yang kebanyakan dimiliki oleh petani miskin. Untuk mengatasi peningkatan luas dan jumlah kawasan lahan miskin di Indonesia dengan laju yang semakin tinggi diperlukan tipe tanaman seperti aren.
Tanaman ini menghasilkan nira yang layak diusahakan dengan input rendah dan sangat cocok untuk tujuan konservasi air dan tanah. Di samping itu, tanaman aren menghasilkan biomassa di atas dan dalam tanah yang sangat besar sehingga berperan penting dalam siklus CO2.