Garut, Mediaperkebunan.id
Penyakit mulut dan kuku saat ini sedang mewabah di Indonesia. Data 17 Mei 2022 sudah melanda 15 provinsi dan menyebar di 52 kabupaten/kota dengan populasi ternak total13,8 juta ekor, terdampak PMK 3,91 juta ekor, ternak sakit berdasarkan hasil PCR 13.995 ekor, sembuh 2.530 ekor dan mati 99 ekor.
Penyebabnya adalah virus mRNA, tidak ada obatnya selain intervensi antibotik, analgetik, antireptik dan vitamin. Menular sangat cepat melalui kontak langsung dan udara. Gejalanya adalah demam, nafsu makan hilang, lepuh hidung mulut dan kuku, air liur keluar secara berlebihah, keluar leleran dari hidung. Jika tidak ditangani dengan baik maka kerugian ekonomi sangat besar berupa kematian, penurunan produktivitas dan harga murah.
Salah satu daerah yang terserang adalah sentra sapi perah di Desa Sukamurni, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Di desa ini ada 362 ekor sapi perah yang terserang penyakit mulut dan kuku. Gejala awal mulut berbusa, kemudian sapi tidak mau makan sehingga produksi susu anjlok dari 20 liter sehari/ekor menjadi 4 liter sehari/ekor. Dengan harga susu Rp5800/liter maka kerugian peternak dari satu ekor sapi mencapai Rp98.600.
Dahlia Duta Utama, produsen imbuhan pakan ternak organik TRYPI lewat Farmer Support Program melakukan gerak cepat dengan menggunakan produk ini pada 320 ekor sapi milik 92 peternak dari 3 kelompok. Kandang sapi disemprot TRYPI dengan dosis 3 sendok/ekor/hari dilakukan pagi dan sore.
Dalam kunjungan ke peternak, Dahlan Said , penemu TRYPI dan owner Dahlia Duta Utama , yang didampingi Pemimpin Umum Media Perkebunan, Gamal Nasir, menujukkan kondisi sapi semakin membaik. Menurut Jujun, PPL Peternakan Kecamatan Cilawu, setelah aplikasi 3 hari sapi sudah mulai mau makan. Produksi susu juga naik menjadi 6-10 liter/ekor/hari.
Drh Bedi menyatakan hasil sementara penggunaan TRYPI menyebabkan lesi mulut berkurang, hypersalivasi berkurang drastis, nafsu makan meningkat, total produksi mulai meningkat, menyisakan standing ability yang membutuhkan waktu pemulihan.
Dahlia Duta Utama juga memberikan perlakukan khusus dengan pemberian TRYPI pada 3 kandang peternak yang belum terkena PMK untuk pencegahan. Sampai 27 Mei 2022, sapi yang ada di kandang tersebut belum menunjukkan gejala klinik mengarah ke PMK.
Seorang pendamping teknis peternakan di wilayah tersebut sangat berterimakasih pada Dahlia Duta Utama sebagai produsen TRYPI yang membantu tugasnya untuk mengatasi kepanikan peternak. Peternak melihat sendiri hasil penggunaan TRYPI sehingga kepanikan bisa diatasi.
Sebelumnya, pada tahun 2022 juga, Dahlia Duta Utama dengan program yang sama mendistribusikan TRYPI untuk membantu menangani wabah Lumpy Skin Disease (LSD) yang lebih dulu ditetapkan sebagai wabah penyakit hewan di Indonesia yang menyerang ternak di Riau. TRUPI mendampingi program pemda untuk memulihkan ternak yang terinfeksi. Hal ini membuat beberapa negara bagian di Malaysia akan menggunakan TRYPI untuk menanggulangi wabah LSD.