Medan, media perkebunan.id – Benar bahwa ekspor sektor perkebunan tidaklah kecil. Hal tersebut dapat dilihat catatan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa ekspor pertanian di tahun 2021 mencapai Rp 625 triliun, dan sekitar 91 persenya disumbangkan oleh sektor perkebunan termasuk diantaranya andaliman.
Plt Dirjen Perkebunan, Ali Jamil mengatakan ekspor tersebut bisa ditingkatkan lagi dengan mendorong produksinya dan hal ini sejalan dengan program Kementerian Pertanian (Kementan) melalui program Gerakan Ekspor Tiga Kali Lipat (Gratieks).
“Jadi andaliman pasarnya cukup besar dan harganya pun menjajikan,” kata Ali Jamil saat penanaman andaliman di Desa Panei Tongah, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun, Medan.
Ali menambahkan, penanaman andaliman ini juga merupakan tindak lanjut dari Deklarasi Hari Rempah Nasional yang diadakan bulan Desember tahun lalu. “Untuk itu, diharapkan Dewan Rempah Indonesia Nasional punya masterplan untuk pengembangan rempah di Indonesia,” kata Ali.
Lebih lanjut, Ali pun komit akan terus mendorong sektor perkebunan dengan mendorong produksi dan hilirisasinya. Jadi untuk Sumatera Utara, tidak hanya kelapa sawit saja, ada banyak komoditas perkebunan yang masih bisa didorong dari mulai kopi, aren, hingga andaliman.
Bahkan jika berbicara mengenai andaliman, saat ini ekspor andaliman ke Eropa cukup besar karena andaliman digunakan untuk pengganti tembakau.
“Kita buktikan kita bisa. Jangan hanya bisa jualan hilirnya saja, tapi kita kawal hulunya juga,” tegas Ali.
Sehingga dalam hal ini, Ali meminta kepada semua pihak untuk bersama-sama mendorong andaliman, tanaman khas Sumatera Utara yang memang permintannya cukup besar.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Medan, Agus Hartono mengaku siap mengawal pengembangan andaliman dengan memberikan rekomendasi varietas apa yang memiliki produksi tinggi. “Kita siap mengawal perkembangan andaliman,” pungkas Agus.