Medan, mediaperkebunan.id – Ajang 3rd Technology & Talent Palm Oil Mill Indonesia 2025 (TPOMI) yang direncanakan diselenggarakan di kota Medan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), 23-24 April 2025, oleh
Perkumpulan Praktisi Profesional Perkebunan Indonesia (p3pi) diyakini bisa menawarkan solusi bagi para pengusaha dan petani kelapa sawit.
“Tentu saja solusi yang saya maksud adalah solusi yang memberikan keuntungan bagi pengusaha dan petani sawit itu sendiri,” kata Dr. Donald Siahaan, peneliti senior dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), saat ditemui Mediaperkebunan.id di Medan, kemarin.
Donald Siahaan menyebutkan, solusi menguntungkan yang akan mencuat di ajang 3rd TPOMI 2025 adalah terkait penggunaan teknologi tepat guna dalam pengelolaan biomassa sawit yang ada di dalam pabrik kelapa sawit (PKS).
“Jadi begini, saya kan melihatnya dari sisi hulu. Dan di hulu ini terbagi dua, perkebunan dan pengolahannya, yaitu PKS. Nah, perlu diketahui bahwa PKS ini merupakan sentral, punya nilai strategis bagi industri perkebunan kelapa sawit. Proses hilirisasi produk kelapa sawit juga kuncinya di PKS,” ucap Donald Siahaan.
“Keberhasilan maupun kegagalan hulu, yaitu perkebunan, ada di sini, di PKS. Begitu juga keberhasilan dan kegagalan mendukung proses hilirisasi kelapa sawit ada di sini, di PKS. Jadi, PKS benar-benar menjadi sentral bagi hulu dan hilir,” tambah Donald Siahaan.
Karena menjadi kunci, Donald Siahaan bilang PKS harus ditopang oleh teknologi pengolahan kelapa sawit yang tepat yabg memberikan rantai nilai atau value chain bagi hulu dan hilir.
Dirinya lalu mencontohkan soal pengelolaan tandan buah segar (TBS) di PKS yang menggunakan teknologi tepat guna dan mampu meningkatkan keuntungan bagi pengusaha dan petani.
Donald Siahaan mengatakan, selama ini teknologi yang ada di PKS tidak terlalu mampu memaksimalkan potensi yang ada di sekuruh bagian TBS yang disuplai para petani ke pabrik, baik serat, cangkang, maupun tandan kosong (tankos).
“Termasuk di dalamnya adalah kecenderungan mengabaikan potensi yang ada di biomassa sisa pengolahan TBS seperti solid dekanter dan tankos yang tadi saya sebut, karena PKS enggak punya teknologi yang tepat untuk mengolahnya,” kata dia lagi.
Sebagai informasi, tankos adalah limbah padat dari proses pengolahan kelapa sawit, sedangkan solid dekanter adalah limbah padat hasil proses pemisahan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dari lumpur sawit yang menggunakan sistem dekanter.
Donald Siahaan menyebutkan, penggunaan teknologi tepat guna akan mampu membuat pihak PKS tidak hanya meraih keuntungan dari pengolahan CPO dan cangkang sawit saja, melainkan dari hasil pengolahan solid dekanter dan tankos.
“Misalnya jadi pupuk organik, dan kemudian digunakan di perkebunan kelapa sawit. Pupuk organik itu kan nanti bisa dijual kembali ke pasar sekaligus tetap memastikan kalau proses budidaya sawit yang dilakukan berkelanjutan,” ucap Donald Siahaan.
“Di saat yang sama, harga TBS produksi para petani pun nantinya bisa bertambah karena unsur yang dihitung nantinya tidak hanya rendemen TBS itu saja, melainkan elemen lain yang dikelola dan memberikan nilai tambah bagi PKS,” tegas Donald Siahaan.
Karena itu Donald Siahaan menegaskan ajang 3rd TPOMI 2025 di Santika Premiere Hotel, Medan, nanti harus bisa dimaksimalkan sebaik mungkin oleh seluruh pelaku usaha sawit nasional, termasuk yang ada di Provinsi Sumut.