Jakarta, mediaperkebunan.id – Perhatikanlah jenis tanah sebelum menanam tebu. Tebu termasuk tumbuhan monokotil, bibit tebu dan batang tanaman tebu memiliki tuas dari pangkal batang yang membentuk rumpun.
Tebu merupakan tanaman yang digunakan sebagai bahan baku produksi gula. Tanaman ini merupakan rumput jenis (Gramineae) hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Namun kualitas tebu dipengaruhi oleh iklim.
Umur pohon dari tanam hingga panen sekitar 1 tahun, namun pada daerah subtropika bisa mencapai 24 bulan. Di Indonesia, tebu banyak ditanam di Pulau Jawa dan Sumatera. Tanaman tebu mempunyai bulu dan duri di sekitar pelepah dan helaian daun.
Jumlah rambut dan duri pada tanaman tebu bervariasi tergantung rasnya. Jika disentuh akan terasa gatal. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di daerah subtropis, pada berbagai jenis tanah mulai dari dataran rendah hingga ketinggian mencapai 1.400 m diatas permukaan laut.
Ketentuan menanam tebu
Ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan dalam menanam tebu, salah satunya lahan tanam. Tanaman tebu cocok untuk ditanam dan berkembang di daerah subtropika, oleh karena itu tebu memiliki ketentuan atau syarat tertentu untuk menghasilkan hasil manen yang maksimal.
Kondisi tanah dan lahan yang baik tentu menghasilkan tanaman tebu yang berkualitas. Selain lahan, penanaman tebu harus disesuaikan dengan jenis rumput-rumputan yang ada di lahan.
Dikutip dari buku ‘Pedoman Teknologi Budidaya Tebu Lahan Kering’ oleh Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan Departemen Pertanian, ada 8 ketentuan atau syarat dalam menanam tebu. Selain lahan, cara menanam tebu sampai masa panen pun terdapat di ketentuan-ketentuan berikut:
1. Tinggi Tempat
Tebu dapat tumbuh dengan baik mulai dari pantai hingga dataran pada ketinggian 0 sampai 1.400 dpl, namun pada ketinggian 1.200 dpl pertumbuhan tebu relatif lambat.
2. Kemiringan Lahan
Bentuk lahan sebaiknya bergelombang antara 0-15 %. Lahan terbaik bagi tanaman tebu dilahan kering/tegalan adalah lahan dengan kemiringan kurang dari 8%, kemiringan sampai 10% dapat juga digunakan untuk areal yang dilokalisir. Syarat lahan tebu adalah berlereng panjang, rata dan melandai sampai 2% apabila tanahnya ringan dan sampai 5% apabila tanahnya lebih berat.
3. Fisik Tanah
Fisik tanah adalah struktur, tekstur dan kedalaman tanah. Struktur tanah yang ideal adalah tanah gembur untuk aerasi dan perkembangan akar yang sempurna. Tekstur tanah merupakan perbandingan partikel tanah yang berupa lempung, lanau, dan tanah liat.
Tekstur tanah yang ringan sampai agak berat, dengan daya ikat air yang cukup dan porositas 30% merupakan tekstur tanah yang ideal untuk budidaya tebu. Kedalaman tanah (solum) untuk pertumbuhan tebu minimal 50 cm, tidak ada lapisan kedap air, dan permukaan air 40 cm.
4. Drainese
Dengan kedalaman yang cukup dan juga drainese yang baik dan dalam, tanaman tebu akan tumbuh dengan baik. Kurang lebih dari 1 m dalamnya, dapat memungkinkan akar pada tanaman menyerap air dan unsur hara, pada lapisan yang lebih dalam. Tanah dengan sistem drainese yang baik dapat menyalurkan pembuangan air selama musim penghujan.
5. Kimia Tanah
Kimia tanah meliputi kandungan unsur hara, pH tanah, dan zat beracun yang ada di dalam tanah. Kemampuan tanah dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman dapat ditunjukkan dengan kapasitas tukar kation dan saturasi kelembaban.
Tanah dengan kapasitas tukar kation yang tinggi dapat menyediakan unsur hara yang baik. Untuk memberikan dosis pupuk yang tepat, analisis tanah dan analisis daun harus dilakukan.
6. Jenis Tanah
Tebu dapat tumbuh dengan baik pada berbagai jenis tanah seperti tanah aluvial, grumosol, latosol, regusol. Lahan yang baik untuk menanam tebu adalah lahan yang mengandung abu seperti di Yogyakarta, Surakarta, Kediri, Jombang dan Jember.
Tanah aluvial digunakan untuk menanam tebu. Tanah Grumosol terbentang di sepanjang pantai utara Jawa bagian selatan, di dataran selatan Yogyakarta, Surakarta, Madiun, Jombang, dan Mojokerto.
7. Lokasi Hamparan
Jarak antara hamaparan dengan Pabrik Gula tidak boleh melebihi jarak ekonomi, yang besarnya tergantung pada tingkat biaya transportasi setempat. Selain jarak, Anda perlu mengetahui kondisi jalan, jembatan, dan infrastruktur lainnya.
Sebaiknya usahakan agar jalan dan jembatan tetap dapat digunakan oleh pasukan tebu ketika curah hujan tinggi, musim kemarau, maupun dalam kondisi cuaca yang tidak mendukung lainnya.
8. Dukungan Tenaga Kerja
Pada dasarnya tenaga kerja perusahaan gula adalah pekerja sampingan dari keluarga. Jika tenaga kerja keluarga terbatas atau jika tenaga kerja keluarga mengalami fluktuasi beban kerja yang tidak dapat dikompensasikan, maka perlu dilakukan perekrutan tenaga kerja upahan.
Pada bidang-bidang seperti hortikultura/pertanian lahan, pemanenan, dan lain-lain diperlukan pekerja yang benar-benar terampil untuk membantu memberikan kualitas pekerjaan yang memenuhi persyaratan.
Selain ketentuan dan syarat lahan penanaman tebu, dukungan tenaga kerja untuk tanaman subtropis tersebut pun harus diperkatikan. Demikian pula dengan pemberikan pupuk organik dan non-organik yang penggunaannya harus dilakukan dengan tepat agar hasil panen memuaskan.