2019, 26 Agustus
Share berita:

Jakarta – Di hari jadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang ke 74 Komisi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) menghadiahi 5 juta hektar lahan sawit yang sudah tersertifikasi.

“Jadi hingga bulan Agustus 2019 sertifikat ISPO yang terbit adalah 566. Dari angka tersebut terdiri dari 556 perusahaan, 6 koperasi swadaya,dan 4 KUD plasma yang total luasnya mencapai 5.185.544 hektar,” kata Aziz Hidayat Kepala Sekretariat Komisi ISPO saat ditemui perkebunannews.com.

Lebih lanjut, menurut Aziz, dari 5 juta hektar tersebut menghasilkan tandan buah segar (TBS) sebanyak 56.650.844 ton per tahun, dengan produktivitas 19,07 ton per tahun atau menghasilkan crude palm oil (CPO) sebanyak 12.260.641 ton per tahun dengan kadar rendemen rata-rata 21,70 persen.

Dari 556 perusahaan tersebut, sebanyak 508 perusahaan swasta dengan luas areal 4.896.546 hektar atau sekitar 63 persen dari total luas perusahaan swasta seluas 7,788 juta hektar. Kemudian, untuk PT Perkebunan Nusantara (PTPN) sebanyak 48 sertifikat atau seluas 282.762 hektar atau sekitar 40 persen dari total luas PTPN seluas 713 hektar.

Kemudian untuk koperasi pekebun plasma dan swadaya sebanyak 10 sertifikat dengan total luas 6.236 hektar atau sekitar 0,107 persen dari luas total petani atau pekebun seluas 5,807 juta hektar.

“Hal ini menunjukkan implementasi percepatan sertifikasi ISPO telah menunjukkan hasil yang signifikan dan telah melampaui target sertifikasi ISPO yang seharusnya di tahun 2019 seluas 5 juta hektar, tapi ini di bulan 8 (Agustus) telah melampaui 5 juta hektar,” pungkas Aziz seraya tersenyum. YIN

Baca Juga:  Petani Tidak Perlu Mengolah Biji Kakao