Di atas lahan seluas 10 hektar setidaknya terdapat 650 lebih jenis tanaman obat, aromatik, dan kosmetik di Kampoeng Djamoe, Cikarang, Jawa Barat. “Ini semua (tanaman) organik dan alami. Tidak ada chemical,” ujar Penanggungjawab Kampoeng Djamoe Heru Wardana kepada Perkebunannews.com.
Namun jangan salah. Semua tanaman obat yang ditanam di Kampoeng Djamoe milik Martina Berto itu bukan tanaman produksi, melainkan tanaman koleksi. Karena semua tanaman yang akan diolah menjadi obat atau kosmetik tetap dipasok dari kebun petani yang menjadi mitra.
Heru menuturkan, petani yang ingin menjadi mitra Kampoeng Djamoe harus melalui pelatihan selama sebulan. Karena kualitas tanaman harus sesuai standard, mulai dari cara menanam, panen, hingga pengelolaan pasca panen.
Sesuai dengan filosofi Martina Berto yakni hidup sehat selaras dengan alam, maka manusia tidak boleh merusak alam namun melakukan konservasi. Sesuai filosofi Tri Harta Karana, manusia selalu berhubungan dengan Tuhan melaui doa, manusia dengan manusia, manusia dengan alam. “Jadi manusia tidak boleh merusak alam, tapi justru kita harus lestarikan,” tukas Heru.
Bagi pengunjung yang datang di Kampoeng Djamoe tersedia kedai yang menyediakan makanan. Sembari menunggu makanan siap disantap, pengunjung dapat melihat kebun jamu yang hijau menyegarkan. “Jadi di sini makan matanya juga perutnya,” kata Heru lagi.
Kampoeng Djamoe yang dibangun sejak 1996 ini memiliki lima elemen, yakni garden, pabrik jamu, klinik Jamu, Spa Training Center dan Kedai Sehat. (HP/YR)